Presiden terpilih Iran saat ini, Mahmoud Ahmadinejad, di tahun 2006 pernah melakukan perlawanan heroik terhadap bangsa Eropa dalam soal penguasaan teknologi nuklir. Negara besar Eropa seperti Inggris, Perancis dan Jerman menawarkan reaktor air-ringan sebagai ganti program pengayaan uranium Iran yang dicurigai sebagai tameng program pengembangan senjata nuklir.
Untuk menanggapi hal ini kemudian Ahmadinejad mengucapkan sesuatu yang terkenal: “Mereka mengatakan ingin memberikan bangsa Iran insentif, tapi mereka berpikir mereka sedang berhubungan dengan anak kecil berusia 4 tahun, sambil mengatakan mereka akan memberikan permen dan sebagai gantinya mereka akan mengambil emas”.
Perlawanan heorik Ahmadinejad ini tidak saja menjadikannya pahlawan bagi bangsa Iran, namun juga pahlawan bagi dunia Islam. Penguasaan terhadap teknologi nuklir dianggap sebagai hal terbaik untuk menaikkan harga diri suatu bangsa atau suatu kaum. Impian seperti ini juga terjadi di Korea Utara. Tidak peduli rakyatnya miskin dan kelaparan, negara itu tetap saja menghamburkan uang negara untuk suatu teknologi yang sama sekali tak berhubungan dengan kesejahteraan rakyat.
Ketika negara tertentu mengembangkan senjata mematikan, maka negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) akan menggunakan segala kekuatan dan pengaruhnya untuk menekan bangsa tersebut, baik secara ekonomi maupun opsi militer. Jika ini terjadi maka yang paling menderita adalah rakyat biasa di negara tersebut.
* * *
Awal tahun 2007, militer Cina meluncurkan rudal teknologi tinggi yang bisa menghancurkan satelit di ruang angkasa. Cina telah berhasil dalam misi ini dan menjadi negara ketiga, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang menguasai teknologi ini.
AS dan Uni Soviet memulai program ini tahun 1980 an. Dan terakhir, pada tahun 1985, AS berhasil menghancurkan satelitnya sendiri di ruang angkasa. Namun ternyata dampak dari penghancuran satelit di ruang angkasa ini menghasilkan limbah potongan satelit di ruang angkasa, maka kedua belah pihak sepakat menghentikan program ini.
Setelah 20 tahun, justru Cina yang membangkitkan kembali pengembangan senjata jenis ini. Tentu saja Amerika Serikat dan sekutunya seperti kebakaran jenggot. Mereka melakukan protes atas tes rudal ini. Amerika Serikat sebagai negara adidaya tunggal tentu saja mulai takut terhadap kemampuan China. Militer Amerika Serikat sangat tergantung kepada satelit-satelit di ruang angkasa untuk keperluan navigasi, komunikasi dan pemandu rudal. Dapat dibayangkan jika suatu negara bisa menghancurkan satelit-satelit AS, maka kedigdayaan militer AS dapat segera dilumpuhkan.
* * *
Lalu mengapa AS tidak pernah sedikitpun pernah berpikir melakukan sanksi ekonomi terhadap Cina? Bukankah kemampuan Cina lebih membahayakan keamanan nasional AS daripada kemampuan Iran dan Korea Utara? Mengapa AS, sang negara adidaya begitu tidak adil?
Jawabannya mudah. Cina tidak akan mungkin menyerang AS, begitu pula sebaliknya. Sangat kecil kemungkinan terjadi perang antara Cina dan AS dalam waktu dekat ini, bahkan di sepanjang umur kita. Mengapa bisa begitu?
Adalah Thomas Friedman memberikan penjelasan atau teori yang sangat menarik mengenai pencegahan perang karena faktor kepentingan ekonomi..
Teori pertama Friedman adalah Teori Pencegah Konflik Busur Emas, yang menyatakan tidak ada 2 negara yang memiliki gerai McDonald akan berperang satu sama lain. Busur Emas adalah simbol dari McDonald, restoran cepat saji paling terkemuka di dunia yang terdapat di mana-mana di seluruh dunia.
McDonald adalah simbol globalisasi dimana suatu negara melebur dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia dan bekerja sama untuk memajukan ekonomi. Negara yang memiliki Mc Donald mengisyaratkan bahwa mereka bisa bekerjasama dengan orang asing dari seluruh dunia. Kerjasama yang erat dengan seluruh dunia ini mengakibatkan semua negara akan berpikir panjang untuk memulai perang dengan negara lain yang akan berakibat buruk bagi ekonomi dalam negeri.
Memang kenyataan empiris menunjukkan teori ini tidak sepenuhnya berlaku ketika NATO membom Serbia, Rusia berperang dengan Georgia. Namun menurut Friedman semua perang itu berlangsung singkat. Dan poin utamanya tetap benar, tidak ada negara yang mau kehilangan tempatnya dalam era globalisasi. Perang yang berkelanjutan akan cepat melumpuhkan ekonomi suatu negara.
Selanjutnya Thomas Friedman memberikan teori baru yang lebih mendalam, yaitu Teori Dell untuk Pencegahan Konflik. Teori ini menetapkan bahwa tidak ada 2 negara yang termasuk dalam suatu rantai suplai global, misalnya untuk perakitan komputer Dell, akan saling berperang. Karena bila kedua negara ini saling menghancurkan, maka produksi Dell akan terganggu, pasar Dell terganggu, permintaan akan turun, sehingga akhirnya akan menghancurkan ekonomi kedua negara tersebut.
* * *
Intinya adalah soal ekonomi. Semua negara waras akan memperhatikan masalah ekonomi. Dan semua negara waras yang ingin memakmurkan rakyatnya pastilah akan turut dalam arus globalisasi. Ada pasar yang luar biasa besar dalam globalisasi. Asalkan pemerintahnya cerdas, maka semua negara pasti akan kebagian kue ekonomi yang besar itu.
Cina melakukan hal ini. India melakukan hal ini. Kedua negara ini sudah terhubung dengan globalisasi. Kedua negara ini sudah masuk dalam rantai suplai produk-produk global. Maka ketika mereka mengembangkan senjata nuklir, tidak ada kemarahan. Ketika Cina berhasil dengan rudal penghancur satelitnya, memang ada sedikit kemarahan, tapi tak akan ada sanksi ekonomi.
Faktor inilah yang tidak dimiliki Iran saat ini. Negara ini seperti menjadi terpencil dalam pergaulan antar bangsa. Selama negara ini tidak mempunyai beban apa-apa untuk memulai suatu perang – ekonomi Iran sebenarnya sudah tidak sehat sebelum terjadinya perang – maka akan mengerikan sekali kalau Iran mempunyai senjata yang mematikan. Adalah wajar jika kita ingin senjata yang bisa menghancurkan planet ini hanya dimiliki oleh negara yang memiliki beban untuk mempertahankan kesejahteraan ekonomi.
Kita berharap Iran segera memulai pendekatan pragmatis ekonomi. Kita berharap bangsa Iran segera membangun rantai ekonomi yang terhubung dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia, termasuk dengan AS. If you can't not beat them, join them!
* * * * *
No comments:
Post a Comment