Monday, August 4, 2008

Partai Tanpa Ideologi, Rakyat Tanpa Sikap Kritis

Partai Tanpa Ideologi

Apa yang kau cari wahai politisi Indonesia. Semua partai itu kurang lebih sama. Partai cuma jadi mainan kepentingan politik sesaat.

Seharusnya partai itu seperti yang ada di Barat sana. Punya idelogi yang diperjuangkan. Paling tidak ada 2 ideologi besar yang jadi acuan. Ideologi sosialis atau liberal.

Walaupun ada varian-variannya tapi masyarakat diberi kejelasan partai liberal mau apa partai buruh itu mau apa. Semua jelas dan terukur. Dan rakyat bisa menilai kapan membiarkan negara ini ke arah "kiri" kapan harus ke "kanan".

Adakah di antara kita yang tahu perbedaan kalau presiden Indoensia dari partai Golkar, PDI dan PPP atau bahkan PKS sekalipun?

Rakyat Tanpa Sikap Kritis

Dan yang paling lucu ya rakyat Indonesia. Kita tidak jelas apa maunya. Misalnya dalam Pemilu 1999, 2004 lalu, bagaimana bisa Golkar bisa terus dipilih orang, bahkan menang di Pemilu. Lalu apa gunanya reformasi? Lah yang membuat negara ini seperti ini adalah partai Golkar? Tapi koq Golkar bisa tetap dicintai rakyat?

Pilihan rakyat kita untuk Presiden juga membingungkan. Bagaimana mungkin Bapak Reformasi Amien Rais justru kalah telak, sementara SBY yang jelas-jelas dari komponen Orde Baru bisa naik menjadi pemimpin. Bagaiman negara ini bisa berubah, kalau pemimpinnya masih berparadigma lama?

Pentingnya Kehormatan dan Harga Diri

Mengapa Indonesia sulit maju? Karena tidak punya kehormatan. Sistem sosial bangsa ini telah rusak. Artinya yang salah dan benar susah dibedakan. Yang salah sudah tidak mempunyai kehormatan, sehingga berani mengaku benar. Dan masyarakat juga tidak bisa membedakan mana orang yang harus dihormati mana yang tidak.

Coba lihat kasus korupsi yang dilakukan oleh jaksa dan anggota dewan. Pusing kepala melihatnya. Dari rekaman pembicaraan jelas mereka salah. Tapi herannya mereka dengan muka badak, masih sanggup membela diri.

Sebaliknya Jepang itu maju karena punya kehormatan dan harga diri. Orang Jepang yang gagal dalam tugas akan melakukan bunuh diri atau minimal mundur. Jadi semua orang akan berusaha melakukan tugas dengan benar karena nyawa taruhannya.

Jadi kalau Indonesia ingin maju budaya malu, budaya mundur saja - jangan bunuh diri - harus dibudayakan, supaya bangsa ini bisa bergerak ke arah yang benar.