Friday, December 26, 2008

Indonesia Kreatif Tahun 2009

* Catatan untuk pembuatan kebijakan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Tahun 2009 sebagai tahun Indonesia Kreatif. Ini mengacu pada pengembangan 3 (tiga) bidang ekonomi kreatif unggulan, yaitu: fashion, kerajinan dan kriya. Dari sisi prioritas saat ini, pengembangan ekonomi kreatif sangat tidak tepat.

Sebagian besar tenaga kerja Indonesia adalah petani dan sampai saat ini baik soal produktifitas maupun potensi nilai tambah produk pertanian belum terurus dengan baik. Indonesia mengalami deindustrialisasi dengan semakin menurunnya pertumbuhan sektor industri. Selain itu masih sering dijumpai masalah industri kekurangan energi. Ini akibat kebijakan yang tidak sinkron antara pengembangan industri dan manajemen energi. Padahal semua masalah ini sangat besar pengaruhnya dalam menyerap tenaga kerja, yang akan berujung kepada kesejahteraan rakyat. Justru masalah-masalah seperti ini yang harus jadi prioritas utama pemerintah.

Pada akhir tahun 2006, Wakil Presiden Jusuf Kalla membuat terobosan dengan kebijakan 'industri mengikuti energi', dengan tahun 2007 sebagai awal kebijakan. Kebijakan ini akibat kesulitan industri nasional memperoleh energi, karena energi yang ada dijual keluar. Dampak kebijakan ini yang terbayang oleh kita adalah pembangunan kawasan industri besar-besaran.

Tapi di tahun 2008 kebijakan ini sudah tidak terdengar lagi. Kalau kita melihat Kebijakan Industri Nasional dalam Peraturan Presiden No. 28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional, maka program 'industri mengikuti energi' ini sudah tidak disebut-sebut lagi.

Indonesia mengalami deindustrialisasi. Sebelum tahun 2007, industri di Indonesia sudah mengalami penurunan. Pertumbuhan yang terjadi selalu sekitar 5%. Bandingkan dengan pertumbuhan di masa Orde Baru dimana industri tumbuh sekitar 10%. Perkiraan untuk tahun 2008 adalah 4,8% dari target semula 7,4%.

Beberapa waktu lalu Wakil Presiden marah kepada Gubernur Kalimantan Selatan dan Direktur Utama Krakatau Steel yang gagal memenuhi target waktu pembangunan industri peleburan bijih besi di Banjarmasin, karena terganjal masalah administrasi. Ini menunjukkan industri yang diurus langsung Wapres saja bisa gagal, apalagi yang tidak.

Dengan berbagai masalah ini sungguh mengherankan mengapa pemerintah tidak segera mencanangkan, misalnya, tahun 2009 sebagai Tahun Restorasi Industri Nasional untuk menyegarkan program 'industri mengikuti energi'.

Contoh lain adalah baru-baru ini petani kelapa sawit kita dikejutkan dengan penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasaran internasional. Petani kelabakan dan kesejahteraannya menurun.

Di lain pihak, Malaysia juga mengandalkan produksi kelapa sawit ini. Walaupun masalah yang dihadapi sama, namun Malaysia tidak kelabakan seperti Indonesia, karena 90% produksi CPO nya sudah diolah di dalam negeri. Sementara, Indonesia sebagian besar CPO Indonesia diekspor yang harganya sangat tergantung dengan keadaan pasar dunia. Bahkan ironisnya, industri di Indonesia harus mengimpor produk derivatif CPO ini.

Dengan keberhasilan Malaysia mengelola industri hulu dan hilir kelapa sawit, sungguh mengherankan mengapa pemerintah Indonesia tidak serius memanfaatkan potensi kelapa sawit. Sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, pemerintah bisa mencanangkan tahun 2009, misalnya, sebagai tahun pengembangan industri hilir kelapa sawit.

* * *

Dalam manajemen ada yang disebut hot spot. Ini adalah titik yang mempunyai daya ungkit tinggi yang sangat mempengaruhi hasil pekerjaan. Semua sumberdaya seharusnya dikerahkan di lingkungan hot spot ini.

Di saat petani kita mengalami masalah harga komoditi, Indonesia mengalami deindustrialisasi, peghamburan potensi energi dan masalah pengangguran, maka hot spot nya adalah pembangunan industri pengolahan. Dengan fokus ini petani akan sejahtera, industri akan berkembang, jasa terkait akan berkembang dan pengangguran akan berkurang.

Sedangkan Industri kreatif seperti musik dan film bukan hot spot pembangunan. Industri ini tanpa bantuan pemerintah pun sudah bisa berkembang dengan baik.

Sifat kebijakan pemerintah sebaiknya fokus pada sedikit hal, namun diurus dengan serius. Jika terlalu banyak kebijakan, apalagi kebijakan itu berubah-ubah akan membingungkan dan hasilnya juga sulit dipantau.

Dalam suatu wawancara, Putera Sampoerna – seorang pegusaha sukses - pernah mengatakan sebaiknya Indonesia fokus pada 3 hal saja, yaitu: pertanian, kayu dan mineral. Pilihan ini sangat beralasan, karena sesuai potensi yang ada dan sangat bisa menyejahterakan rakyat.

Kalau pemerintah sudah fokus dan melaksanakannya secara konsisten, maka relatif mudah mengembangkan hal lain yang berkait. Industri jasa pasti akan berkembang mengikuti industri. Dunia pendidikan akan menemukan fokus kurikulum untuk menyediakan tenaga kerja yang ahli dan terampil.

Tahun 2009 Indonesia memang harus kreatif. Namun, kreatif dalam mengembangkan berbagai potensi yang memang sudah di depan mata dan berpengaruh besar dalam usaha menyejahterakan rakyat.

* * *

Friday, December 19, 2008

Lemparan Sepatu dan Kekalahan Arab

Bisakah lemparan sebuah sepatu dan teriakan anjing menghina Amerika Serikat (AS)? Tentu saja tidak, jauh panggang dari api. AS akan segera melupakan kasus sepatu ini. Justru kepada bangsa Arab kita bertanya apa yang bisa mereka lakukan kemudian?

Memang pelempar sepatu bukan mewakili bangsa Arab. Tapi tidak sedikit orang Arab menganggap sang pelempar sepatu sebagai pahlawan.

Ketika orang putus asa, merasa kalah, dan kehilangan pegangan, maka kepada sepatupun dia bisa berharap. Telapak kaki sebagai simbol penghinaan dan dilemparkan kepada musuh, diharapkan bisa mengobati luka batin. Dia mengira orang yang dilempar sepatu itu akan jatuh martabatnya. Dia mengira orang yang dilempari sepatu akan guncang.

Bangsa Arab mengalami luka batin. Mereka pernah berjaya menguasai jazirah, bahkan sebagian dunia. Tapi kini mereka terpuruk. Arab bukan apa-apa. Arab bukan siapa-siapa.

Di jaman modern sebenarnya Arab telah berusaha jaya kembali. Tapi yang mereka kejar adalah kejayaan militer ataupun pembangunan infrastruktur megah. Bukan kejayaan ekonomi, bukan kejayaan ilmu pengetahuan seperti yang pernah mereka miliki di masa lalu.

Arab tak berdaya ketika kolonialisme Barat berbagi wilayah jazirah Arab. Harga diri makin terguncang, ketika negara Israel terbentuk. Muncullah pahlawan Arab, Gamal Abdul Nasser, pemimpin Mesir yang menyatukan Arab untuk melawan Israel.

Tahun 1967 Presiden Irak, Abdul Rahman Aref, setelah penandatanganan kerjasama militer Pan Arabisme sesumbar: “Eksistensi Israel adalah suatu kesalahan sehingga harus diluruskan. Inilah kesempatan kami untuk menghapuskan noda yang memalukan sejak tahun 1948. Tujuan kami sangat jelas menghapus Israel dari peta dunia.”

Sebelum pasukan gabungan Arab bergerak, Israel mendahului serangan. Pasukan gabungan Arab dapat dirontokkan hanya dalam tempo 6 hari. Dan Israel berhasil menambah luas wilayahnya 42.000 mil persegi. Israel merebut Sinai dan Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dunia Arab terguncang.

Tak lama setelah kekalahan ini, Nasser, sang pemimpin, meninggal dunia di usia yang sangat muda, 52 tahun. Ada analisis menarik dari PM Cina Zhou En-Lai mengenai sebab kematian Nasser. PM Zhou memberi tahu kepada delegasi Mesir yang bertandang, bahwa Nasser seharusnya tidak meninggal, karena sebagai presiden hebat, dia pasti akan mendapat perawatan terbaik. PM Zhou bilang Nasser meninggal karena mengalami patah hati dan frustasi setelah kehilangan dukungan dari Uni Soviet. Setelah kalah perang, Nasser memang frustasi, begitu pula dengan bangsa Arab.

Bangsa Arab memang tak kapok. Pemimpin Mesir berikutnya, Anwar Sadat, mengobarkan perang Yom Kippur tahun 1973. Mesir menyerbu dari Sinai, Suriah dari Dataran Tinggi Golan. Perang berhenti tak lama kemudian di saat pasukan Mesir telah kepayahan. Anwar Sadat berhasil menggalang dukungan internasional. Arab memang menang dalam diplomasi, tapi tetap saja Arab kalah perang.

* * *

Bangsa Arab memang gagal membangun dirinya sendiri. Kekayaan minyak memang meninabobokan. Kekolotan beragama menyebabkan kemunduran. Tidak hanya militer, bangsa Arab juga mundur secara politik, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan.

Dalam buku The World is Flat, Thomas Friedman mengungkapkan beberapa data.

Tanggal 4 Januari 2004 melalui Osama bin Laden mengirim pesan yang direkam melalui Al Jazeera yang pada intinya: GDP Spanyol – bekas tanah jajahan Muslim - kini lebih besar dari gabungan 22 negara Arab dengan minyak yang melimpah.

Buku Kedua Arab Human Development Report ditulis tahun 2003 untuk United Nations Development Program mengungkapkan data kemunduran Arab.

Antara tahun 1980 – 1999, negara Arab menghasilkan 171 paten international, Korea Selatan pada periode yang sama menghasilkan 16.328 paten internasional. Hewlett Packard, perusahaan multinasional Amerika, mendaftarkan 11 paten baru setiap hari.

Ilmuan Arab yang bekerja di bidang penelitian dan pengembangan 371 per 1 juta orang, sementara rata-rata dunia Afrika, Asia, Amerika Latin adalah 971 per 1 juta. Penggunaaan komputer di negara-negara Arab 18 per 1000, rata-rata dunia 78 per 1000.

Arab yang tertinggal dalam peradaban ini, alih-alih mengejar pengetahuan, yang terjadi justru gencar membangun gedung dan infrastruktur megah. Apakah semua data kemunduran belum diketahui secara luas di dunia Arab? Jangan-jangan bangsa Arab mengira dengan membangun hotel megah tertinggi di dunia, Burj Al Arab, maka mereka telah merasa kembali jaya.

* * *

Sejauh ini nasib bangsa Arab belum berubah banyak. Tahun 1967 gabungan Arab berperang dengan cukup gagah melawan Israel. Dan bangsa Arab kalah. Kini di akhir tahun 2008, seorang jurnalis Arab melempar sepatu dengan cukup gagah pula kepada Presiden Amerika Serikat. Namun bangsa Arab tetap saja kalah.

Bangsa Arab harus segera mengakui kekalahannya dan belajar. Kemudian segera kerja keras melakukan perbaikan agar jaya kembali seperti di masa lalu.

* * *

Tuesday, December 16, 2008

Mahathir Mohamad

Mahathir memiliki tempat tersendiri di dalam sejarah. Tidak saja dalam sejarah Malaysia, tapi juga dalam sejarah pemerintahan negara Islam. Mahathir memiliki segudang prestasi. Dia berhasil mengatasi masalah etnis di Malaysia. Dia berhasil menaikkan harkat dan martabat etnis Melayu. Dia berhasil membangun Malaysia. Dia meletakkan Visi 2020 sebagai landasan gerak Malaysia untuk menjadi negara maju.

Mahathir adalah cermin kepemimpinan yang berani, cerdas, penuh percaya diri dan pragmatis. Kita bisa belajar banyak dari kepemimpinan Mahathir.

* * *

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Islam di Malaysia tahun 2003, kita dikejutkan ucapan ini: ''The Europeans killed 6 million Jews out of 12 million. But today the Jews rule this world by proxy: They get others to fight and die for them.'' Atau yang ini: “.... 1.3 billion Muslims cannot be defeated by a few million Jews. There must be a way.”

Rasanya inilah ucapan-ucapan provokatif Mahathir yang paling terkenal di dunia internasional. Namun, jangan salah ini hanyalah retorika. Mahathir adalah politikus ulung yang bisa menyeimbangkan retorika keras penuh kritik, dengan pragmatisme ekonomi. Semua kritikan ini tak punya pengaruh buruk pada perkembangan ekonomi Malaysia.

Siapakah Mahathir?

Mahathir lahir pada 10 Juli 1925, anak seorang guru bahasa Inggris. Di zaman Jepang, dia pernah menjual pisang goreng di pasar. Karir profesional dimulai sebagai dokter dan kemudian menjadi politisi yang bergabung dengan UMNO, organisasi politik etnis Melayu. Karir Mahathir naik menjadi anggota parlemen dengan predikat keras kepala dan pembangkang.

Ketika terjadi kerusuhan etnis di Malaysia antara etnis Cina yang kaya dengan Melayu yang miskin, Mahathir membuat surat terbuka yang mengkritik secara tajam kepemimpinan Perdana Menteri Malaysia waktu itu, Tunku Abdul Rahman, yang dinilai terlalu pro orang Cina. Akibatnya, Mahathir dipecat dari UMNO.

Seperti banyak orang besar lainnya, di masa kekosongan aktivitas, Mahathir menulis buku, Dilema Melayu. Dia menguraikan pemikirannya mengenai apa yang salah di Malaysia, sehingga terjadi kerusuhan etnis. Mungkin pas dengan profesinya sebagai dokter, Mahathir mendiagnosis masalah, baru kemudian menuliskan resep.

Mahathir berpendapat penyebab kerusuhan adalah orang Melayu sebagai penduduk asli terpinggirkan secara ekonomi dibandingkan dengan orang Cina.

Ini disebabkan lemahnya kemampuan etnis Melayu dalam menghadapi hidup. Perkawinan antar kerabat yang populer di kalangan etnis Melayu menghasilkan keturunan yang lemah. Selain itu kehidupan orang Melayu yang selalu dimanja oleh alam membuatnya kurang inisiatif. Kondisi ini membuat orang Melayu tak siap ketika harus berkompetisi dengan orang Cina pendatang yang ditempa oleh alam yang keras, perang saudara dan kekejaman birokrat.

Ketertinggalan Melayu inilah menjadi sumber masalah utama. Maka solusinya adalah melalui intervensi negara untuk membantu peningkatan ekonomi orang Melayu. Hasilnya, buku resep Mahathir ini dilarang terbit dan baru dicabut ketika Mahathir jadi perdana menteri.

Setelah masa rehabilitasi, Mahathir kembali ke UMNO dan menjadi seorang menteri pada masa pemerintahan Perdana Menteri Tun Abdul Razak. Dan pada akhirnya, setelah Perdana Menteri berikutnya Tun Hussein Onn mundur karena sakit, Mahathir dipilih menjadi pemimpin.

Mahathir memimpin Malaysia selama 22 tahun. Sejarah memberikan kesempatan kepadanya untuk melaksanakan apa yang menjadi pemikirannya selama ini.

Pembangunan ekonomi Malaysia adalah pembangunan yang dimotori oleh negara. Pembangunan ekonomi ini meliputi 2 hal, membangun ekonomi negara dan membangun ekonomi orang Melayu. Dalam program NEP (New Economic Policy), negara ikut campur dalam memajukan ekonomi orang Melayu dengan target 30% kepemilikan perusahaan oleh orang Melayu pada tahun 1990.

Tapi Mahathir bukan orang yang berpandangan sempit. Mahathir bukan penganut paham supremasi Melayu. Untuk membangun negara Mahathir melancarkan program Look East Policy dengan Jepang sebagai model utama pembangunan, termasuk pula model negara industri baru seperti Korea Selatan.

Dengan hubungan erat dengan Jepang, Mahathir membangun HICOM (Heavy Industries Corporation of Malaysia Berhad) yang terdiri dari pabrik semen, pengolahan besi, peleburan baja, pulp dan kertas. Termasuk membangun proyek prestisius: pabrik mobil PROTON kerjasama dengan Mitsubishi. Kemudian dalam pembangunan selanjutnya Malaysia juga mengundang investor teknologi tinggi untuk menanamkan modalnya di Malaysia. Hasrat mengikatkan Malaysia dengan teknologi tinggi ini tercermin kemudian dengan membangun Multimedia Super Corridor (MSC) yang akan membawa Malaysia ke era informasi.

Strategi pembangunan yang meniru Jepang dengan pemerintah sebagai motor dan hasrat terhadap teknologi tinggi ini berhasil memajukan Malaysia. Ini ditandai dengan perumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi, penurunan kemiskinan dan kenaikan harkat dan martabat etnis Melayu.

Setelah ketegangan etnis memudar, paling tidak etnis Melayu terlihat puas, Mahathir terus bergerak ke depan dengan Visi 2020. Suatu visi untuk Malaysia yang maju tidak hanya dalam dimensi ekonomi, tapi juga dalam dimensi politik, sosial, spiritual, psikologi dan budaya.


* * *

Mahathir itu berani. Jauh sebelum Pak Harto berani menolak bantuan Belanda, Mahathir telah melakukannya. Mahathir pernah menolak menghadiri pertemuan kepala negara anggota persemakmuran bekas jajahan Inggris, karena menganggap forum itu tidak ada gunanya.

Mahathir terus berseteru dengan kerajaan Inggris, ketika terjadi masalah dengan hak mendarat maskapai penerbangan Malaysia Airlines di London. Ketika Inggris mencabut status preferential trade benefit bagi Malaysia yang dibalas dengan kontan dengan kebijakan “Buy British Last” yang menganaktirikan produk barang dan jasa Inggris di Malaysia.

Tapi semua keberanian ini tidak konyol. Keberanian ini bukan sekedar gagah-gagahan pemimpin bangsa yang akhirnya menyengsarakan rakyatnya. Sebagai ganti hubungan dengan Inggris, Mahathir merangkul Jepang. Sama seperti retorikanya yang mengecam Barat dan Yahudi hampir tidak ada pengaruhnya secara ekonomi terhadap rakyat Malaysia.

Mahathir itu memiliki analisis yang tajam. Ketika etnis Melayu terpinggirkan dan “run amok”, secara jitu menganalisis apa yang menjadi penyebabnya, sekaligus memberi resep apa yang harus dilakukan.

Di sini juga terlihat keberanian Mahathir. Analisis Mahathir ini berbeda dengan nilai umum dimana semua orang harus diperlakukan setara. Dalam kasus hubungan etnis Melayu dan Cina yang harus dilakukan adalah justru memberikan perlakuan yang berbeda. Ini membuat Mahathir dituduh rasialis. Tapi bagaimanapun resep Mahathir ini manjur.

Mahathir seharusnya juga mendapat Nobel Ekonomi, karena keahliannya di bidang ekonomi. Prestasi pertama Mahathir adalah berhasil membangun ekonomi Malaysia dan memberantas kemiskinan. Prestasi kedua adalah berhasil melewati krisis dengan cara sendiri, bukan dengan menjadi budak intelektual Barat.

Berbeda dengan negara Asia lain yang terkena krisis, banyak negara yang bertekuk lutut dan kehilangan kepercayaan diri sehingga menelan bulat-bulat resep IMF. Mahathir melakukan hal yang berlawan dengan resep IMF. Mahathir berani menghajar spekulan dengan mengontrol yang modal yang keluar masuk Malaysia dan mematok nilai ringgit terhadap dolar.

Malaysia secara gilang gemilang berhasil keluar dari krisis. Sementara beberapa negara yang dibantu IMF justru malah terseok-seok. Sekali lagi membuktikan ketajaman analisis dan keberanian membuat Mahathir menang.

Pelajaran terakhir dari Mahathir adalah pragmatisme. Di tengah-tengah mayoritas Muslim dan simbol-simbol Islam di mana-mana, ada judi di Genting Highlands! Muslim memang bisa berdamai dengan apa saja. Yang terpenting diatur sehingga menguntungkan bagi semua.

* * *

Mahathir telah mundur dari jabatannya. Namun Mahathir tetap saja seperti dulu. Seorang pembangkang dan selalu teriak jika melihat keadaan yang tidak sesuai dengan pemikirannya. Selain memecat Anwar Ibrahim secara kejam, mungkin ini kelemahan lainnya. Mahathir tidak elegan di masa dia seharusnya menjadi negarawan yang arif, lebih banyak diam dan memberikan kesempatan penerusnya untuk bekerja.

Tapi apapun kelemahannya, Mahathir telah meninggalkan jejak indah yang tak terhapus dan selalu bisa menjadi inspirasi kita semua.

* * *

Thursday, December 11, 2008

Fadel for President

* Presiden sebaiknya berasal dari gubernur hebat

Kita rindu pemimpin baru yang “fresh”, yang bisa segera membawa perubahan bagi bangsa ini. Kita bosan dengan sindrom 4 L: lu lagi lu lagi. Kita juga sudah bosan dengan argumen tak bermutu bahwa pemimpin harus orang muda. Kita tak peduli presiden itu tua atau muda, laki-laki atau perempuan, yang terpenting dia harus bisa mensejahterakan rakyatnya.

Adakah calon pemimpin yang menjanjikan bagi Indonesia?

Pramudya Ananta Toer pernah bersabda: pemimpin itu harus memenuhi 2 syarat, yaitu: punya wawasan dan punya prestasi. Saya perlu menambahkan satu hal lagi yaitu: pemimpin harus punya visi, punya hal penting yang diperjuangkan, yang berpengaruh bagi kesejahteraan orang yang dipimpinnya.

Fadel memiliki semua ini. Sehingga Fadel pantas menjadi calon presiden RI tahun 2009 – 2014.

Fadel Muhammad lahir di Ternate 20 Mei 1952. Lulusan ITB ini, lama berkecimpung di dunia usaha dan dunia politik, khususnya di Golkar.

Prestasi terbesar Fadel adalah sukses sebagai gubernur Gorontalo 2 periode, yaitu 2001 – 2006 dan 2006 – 2011. Dan untuk pemilihan kedua masuk dalam rekor MURI sebagai gubernur dengan dukungan suara terbanyak, 81% suara.

Fadel mengembangkan Gorontalo seperti layaknya memimpin perusahaan, entrepreneurial government. Fadel menganggap dirinya Chief Executive Officer (CEO), sementara sekretaris daerahnya sebagai Chief Operating Officer (COO).

Gebrakan kebijakan awalnya saja sudah menjanjikan dan probisnis yaitu dengan mengusung Perda Kemudahan Investasi (Perda No. 2 Tahun 2004).

Yang membuat Fadel beda adalah sejak awal dia sudah fokus pada sedikit program, tapi diterapkan sungguh-sungguh dan komprehensif, yaitu pengembangan komoditi jagung. Secara teknis jagung memang cocok dikembangkan di Gorontalo. Dan analisis menunjukkan kebutuhan jagung dunia akan meningkat, bahkan akan melebihi kebutuhan beras dan gandum pada tahun 2020. Bahkan sekarang pun pasokan kebutuhan jagung dunia masih kurang.

Sampai di sini terlihat betapa cerdasnya kebijakan ini. Kebijakan pemerintah itu tak perlu banyak-banyak, namun yang penting pelaksanaannya genah dan sungguh-sungguh.

Fadel juga all out mengembangkan jagung ini. Seluruh aspek seperti pembangunan infrastruktur, perbankan dan pelatihan bagi aparat dilakukan untuk mendukung suksesnya pengembangan jagung ini.

Pada awal Fadel menjabat, produksi jagung adalah 50 ribu ton, sekarang sudah 750 ton. Jagung Grontalo sekarang telah diekspor ke Malaysia dan Korea Selatan. Ke depan target produksi jagung 1 juta ton. Sampai-sampai Presiden Gambia belajar ke Gorontalo untuk pengembangan jagung ini.
Secara ringkas prestasi Fadel adalah:

a) Pertumbuhan ekonomi Gorontalo 7,35% lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
b) Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto juga tertinggi, yaitu versi Bappenas 8,1%, sedangkan rata-rata nasional 5,1%.
c) Pendapatan per kapita Gorontalo pun meningkat di atas rata-rata.
d) Nilai investasi yang masuk ke Gorontalo sekitar Rp 3 triliun lebih, padahal lima tahun lalu hanya Rp 200-300 miliar. Jadi, tumbuh 1000% dalam lima tahun.

***

Presiden RI berikutnya sebaiknya dipilih dari gubernur yang berprestasi. Jabatan gubernur adalah tempat seleksi bagus bagi seseorang untuk membuktikan kepemimpinannya. Bangsa Amerika Serikat melakukannya, bangsa Cina juga melakukannya. Pemimpin bangsa harus diseleksi secara meritokrasi.

Indonesia itu penuh potensi. Tapi Indonesia juga butuh pemimpin yang bervisi jelas yang bisa memanfaatkan potensi itu. Yang paling terlihat sekarang adalah kurangnya fokus kebijakan, apalagi menerapkannya sungguh-sungguh. Kita bingung, bagaimana sih pemerintah mengelola energi, sehingga program energi kita tidak kacau balau seperti sekarang ini? Bagaimana sih pemerintah mengelola potensi kehutanan kita, mengelola potensi pertanian, mengembangkan pembangunan di luar pulau Jawa, dsb, dsb?

Kita butuh orang yang benar-benar tahu seluk beluk cara memimpin birokrasi dan cara mengerahkan sumber daya, dan terutama cara mensejahterakan rakyat. Kita tak butuh orang yang mengandalkan retorika ataupun sekedar mengandalkan karisma. Maka dari itu calon pemimpin Indonesia yang 1 spesies dengan Obama yang bertumpu pada faktor kepribadian yang hebat, tidak cocok dengan kebutuhan bangsa Indonesia.

Pertanyaan kita sekarang, apakah rakyat kita, sistem demokrasi kita, memberikan kesempatan pada Fadel? Sejarah akan menjawabnya.

Wednesday, December 10, 2008

Makna Sholat

Sebagai Muslim kita diwajibkan sholat. Kita menganggap ini adalah perintah dari Allah SWT, sehingga kita biasanya taat begitu saja. Apakah shalat ini memiliki makna praktis dari sudut pandang pengetahuan modern yang bergantung pada akal sehat?

Sholat memang memiliki makna praktis. Paling tidak ada 3 (tiga) makna praktis, yaitu:

1) Sholat melatih kedisiplinan.

Dengan sholat Muslim akan terbiasa mengatur waktu, karena sholat hanya bisa dilakukan di waktu-waktu tertentu. Sholat juga mengajarkan komitmen tinggi. Sholat shubuh hanya bisa dilakukan dengan kedisiplinan karena setiap Muslim harus mengalahkan godaan rasa ngantuk.

Disiplin ini penting, karena eksekusi/pelaksanaan suatu rencana hanya bisa berhasil kalau disertai kedisiplinan.

2) Sholat mengatur waktu kerja sesuai persediaan energi

Waktu sholat diatur sedemikian indahnya. Waktu shubuh (antara jam 4 – 5) adalah waktu permulaan kita melaksanakan pekerjaan. Karena masih segar maka shalat berikutnya adalah sinag hari ketika kita mulai lelah (antara jam 11 – 12). Kemudian jarak waktu sholat berikutnya lebih pendek yaitu ashar (antara jam 15 – 16). Setelah itu jaraknya makin pendek lagi karena energi kita makin menepis kita shalat maghrib (anatara jam 17-18). Lalu semua ini – sebelum tidur - kita tutup dengan shalat Isya (antara jam 19 – 20).

Terlihat semua waktu itu seperti diatur dengan baiknya. Pada saat energi kita besar jarak sholat besar, sementara ketika kita sudah lelah jarak sholat makin pendek. Dan kita melalukan sholat ini pada saat memulai hari dan pada saat menutup hari.

3) Sholat menjaga pikiran kita untuk tetap di gelombang alpha

Teori modern mengatakan pikiran kita sangat baik ketika berada di kondisi alpha. Kondisi adalah kondisi yang relaks namun waspada. Jadi kita berada di antara konsentrasi dan santai.

Sholat adalah tempat kita mengoreksi diri kita ketika mengarungi fakta kehidupan untuk kembali ke kondisi alpha. Sholat adalah pemulihan. Sholat adalah relaksasi ketika kita secara sadar berserah diri.

Dalam sholat juga ada doa. Doa itu harapan. Doa itu visi. Di sinilah semua program kehidupan pribadi itu bisa ditata ulang, ditinjau kembali dikoreksi ataupun justru dikuatkan.

Wednesday, December 3, 2008

Memahami Terorisme dari Dunia Islam

Mengapa selalu ada muncul terorisme dari kalangan dunia Islam? Dan pertanyaan yang menggoda mengapa terorisme sekarang justru dilakukan oleh orang yang berpendidikan tinggi yang menguasai ilmu modern dan sangat punya potensi untuk hidup senang? Mengapa ketika "elit" dunia Islam mengumumkan toleransi, menentang teror, tapi justru teror tidak berhenti?

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

1. Kemarahan dapat melahirkan kekerasan

Kaum Muslim seluruh dunia mungkin dalam keadaan marah terhadap keadaan dunia yang tidak sesuai harapan maupun kemarahan terhadap penghinaan.

Ketika bangsa Jerman yang kalah perang dunia pertama dan dihinakan dalam perjanjian Versailles. Bangsa Jerman marah dan berontak. Penderitaan ini mengarahkan bangsa Jerman ke Hitler yang menjanjikan kemulian bangsa Jerman di dunia ini.

Begitulah yang terjadi dunia Islam. Negara-negara Muslim itu sangat rapuh sehingga menjadi sasaran penghinaan ekonomi maupun militer bagi negara-negara barat. Kekayaan sumberdaya alam begitu gampang dikuras, negara sangat mudah diserang dengan alasan apapun. Seperti halnya bangsa Jerman yang berpaling ke Hitler, Keadaan ini memudahkan sebagian Muslim berpaling kepada Osama bin Laden.

Penghinaan ini semakin menyakitkan ketika orang Islam mengaitkan dunia hari ini dengan dunia ketika Muslim berjaya. Maka makin sesaklah dada orang-orang Islam. Doktrin bahwa ada hukum agung dari Tuhan yang diturunkan kepada Nabi yang kemudian diwariskan kepada Muslim terbentur dengan kenyataan masa kini di mana dunia Islam mundur.

2. Kebodohan sebagian Muslim dalam bereaksi

Dulu Cina dan Korea Selatan dijajah Jepang. Jepang membunuh, menghancurkan rumah, memperkosa wanita di kedua wilayah itu. Penghinaan itu masih diingat samapai sekarang. Lalu apakah Cina dan Korea sampai saat ini membenci Jepang? Tentu saja iya. Tapi apakah kebencian itu melahirkan kekerasan? Ternyata tidak. Alih-alih Cina dan Korea Selatan mengajak Jepang berperang, mereka justru mau belajar dari kehebatan bangsa Jepang. Penjajahan Jepang di Cina justru ada hikmahnya di Cina, ketika sebagian penduduk bisa berbahasa Jepang dan mengenal kebudayaan Jepang, sehingga mengundang investor dari Jepang menanamkan modalnya di Cina. Di Korea Selatan ada daerah yang sangat dekat dengan Jepang. Industri Korea "membajak" ahli dari Jepang untuk membantu perusahaan mereka di akhir minggu!

Dunia Islam dihinakan. Dunia Muslim dilecehkan. Barat bisa mendiktekan apa saja. Tapi mengapa orang-orang Islam tidak menyalurkan kebencian mereka, seperti halnya orang-orang Cina dan Korea itu?

3. Globalisasi 3.0

Dua minggu sebelum teror di Mumbai, 6000 ulama Islam berkumpul di Hyderabad bikin pengumuman Islam menentang teror.

Thomas Friedman membagi globalisasi menjadi 3 tahap sesuai dengan jaman. Globalisasi 1.0 adalah ketika negara berperan. Imperialisme oleh negara. Globalisasi 2.0 adalah ketika perusahaan multi nasional yang berperan. Imperialisme ekonomi oleh perusahaan. Kemudian datanglah masa Globalisasi 3.0, ketika yang paling berkuasa adalah individu.

Arah dunia dengan Globalisasi 3.0 memang berpihak kepada terorisme Muslim. Globalisasi 3.0 yang didukung dengan kemajuan teknologi informasi sangat memudahkan sekelompok kecil orang untuk mengekspresikan tujuannya, pandangannya.

Ketika bangsa Jerman marah, dengan dukungan penguasaan mereka terhadap teknologi mereka bisa secara jantan melawan rekan kapitalis mereka. Mereka berani berperang negara lawan negara.

Sebaliknya kebodohan dan ketidakmampuan dunia Muslim tidak memungkinkan Muslim menentang negara lawan negara. Mereka marah, mereka melawan melalui terorisme. Secara sembunyi-sembunyi dan oleh sekelompok kecil orang.

Jadi "perlawanan bodoh" sebagian orang Islam ini "diselamatkan" oleh Globalisasi 3.0 yang justru diciptakan oleh barat sendiri. Senjata makan tuan rupanya.

***

Dengan memahami ketiga hal ini akan membantu kita mencegah terorisme. Kebijakan "war on terror" ala Bush PASTI gagal. Justru menambah bahan bakar kemarahan dunia Muslim. Konferensi-konferensi antar elit, petinggi dunia Islam dengan himbauan tidak melakukan teror tidak akan pernah efektif.

Tapi semua ini hanya bisa diselamatkan oleh pemimpin Islam di tingkat negara, yaitu dengan 1 hal saja: mensejahterakan rakyatnya lahir batin. Pasti semua beres. Individu yang sehat lahir batin takkan pernah ingin membunuh orang yang tidak berdosa!

*****

Monday, November 17, 2008

Belajar dari Sang Guru Kapitalisme

Sungguh menarik mempelajari penanganan masalah ekonomi dari sang Guru Kapitalisme: Amerika Serikat.

Pada saat ini terjadi perbedaan kebijakan dari partai Demokrat dengan partai Republik. Kaum Demokrat ingin mengucurkan dana untuk membantu pabrik General Motors, Ford dan Chrysler dengan mengambil USD 25 milyar dari dana talangan USD 700 milyar. Kaum Republik menentang keras penyelamatan pabrik2 yang disebut Senator Richard Shelby dari Alabama sebagai 'dinosaurus' yang tidak membuat produk yang tepat dan tidak berinovasi. Memang ini ada aroma kompetisi, karena Alabama adalah tempat Toyota, Honda dan Mercedes-Benz.

Dalam buku lama Alvin Toffler: Previews and Premises, yang diterbitkan tahun 1983 ada bagian yang membahas masa depan pekerjaan. Kebetulan pembahasannya sangat relevan dengan kondisi AS sekarang. Pada pergeseran zaman dari gelombang kedua ke gelombang ketiga, akan banyak industri yang sekarat. Apa kebijakan yang tepat untuk industri yang sekarat? EUTHANASIA. Untuk industri sekarat, ya kebijakan yang paling tepat adalah SUNTIK MATI!

Industri mobil ini di AS adalah industri gelombang kedua, yang banyak mengandalkan mesin pabrik. Entah mengapa tampaknya industri ini sudah tak cocok lagi dengan AS. Pabrik2 mobil AS yang disebut dinosaurus itu sangat boros dalam overhead, termasuk program2 pensiun, kesejahteraan pegawai dll. Dalam industri mobil sudah jelas terlihat: AS kalah dari Jepang!

Memang Presiden Obama tidak akan memberikan cek kosong kepada industri mobil, tapi diperlukan kerja yang sangat berat untuk industri yang memang telah kalah bersaing.

Kembali ke Alvin Toffler, dia menyarankan bukan sekedar euthanasia, tapi program KONVERSI, tata ulang industri untuk teknologi baru termasuk pelatihan ulang bagi pekerjanya. Industri yang sekarat perlu menata organisasinya termasuk produknya supaya bisa hidup kembali dan bersaing.

Di masa lalu Inggris pernah melakukan penyelamatan pabrik mobil British Leyland. Toffler telah menghitung, pemerintah Inggris telah mengeluarkan biaya penyelamatan yang setara dengan upah penuh setiap pekerja Leyland selama 7 tahun! Seandainya uang sebanyak itu dipergunakan untuk program konversi, maka hasilnya pasti akan lebih nyata.

Mungkin pemikiran Alvin Toffler sudah lama, namun tetap relevan. Apakah penasihat Obama mengikuti Toffler dengan program konversi ataukah penyelamatan ala British Leyland? Terlebih lagi selama ini industri AS itu lebih produktif daripada Eropa, karena di AS orang lebih mudah dipecat sehingga bisnis segera dapat direorganisasi agar sesuai dengan pasar.

Kita lihat bagaimana Sang Guru beraksi. Sejarah akan menjawabnya nanti. Tapi sepanjang yang saya ketahui, campur tangan pemerintah terhadap bisnis kebanyakan berakibat jelek.

Wednesday, November 12, 2008

Fareed Zakaria tentang Demokrasi

1) Demokrasi dalam prosesnya malah bisa mengurangi kebebasan, membuat negara kacau dan tidak stabil.

Di India Partai tidak toleran Bharatiya Janata bisa berkuasa melalui demokrasi dimana usaha utama mereka adalah untuk menghindukan India. Partai ini juga bersemangat untuk membersihkan etnis Muslim. Di India pada tahun 1998 dan 1999, orang kristen meninggal dalam serangan dengan motif agama lebih banyak 4 kali daripada 35 tahun sebelumnya.

Di Venezuela Presiden Hugo Chaves memenangkan referendum yang mengambil alih kekuasaan legislatif dan yudikatif.

Sejak tahun 1990, 42 dari 48 negara2 Afrika sub-Sahara yang memiliki sistem multi partai, tapi negara2 ini kacau dan tidak stabil.

2) Pembangunan ekonomi menghasilkan kelas menengah yang kuat. Dengan kekuatan dasar menengah ini maka demokrasi bisa berjalan.

Kunci untuk mendirikan demokrasi liberal adalah kelas menengah yang kuat, yang memperoleh kekayaan dari keringatnya sendiri. Kelas menengah inilah yang memiliki kebebasan yang ingin ada keteraturan sosial,tapi juga membatasi kekuasaan pemerintah atas kebebasan pribadi mereka. Kelas menengah inilah yang ingin ada yang mewakili mereka dalam kekuasaan pemerintahan dan menciptakan demokrasi.

Demokrasi liberal akan lahir secara bertahap ketika kelas menengah telah terbentuk. Zakaria yakin demokrasi liberal ini akan terbentuk di Cina yang mengutamakan ekonomi sebelum politik.

Penjelasan paling sederhana atas kesuksesan demokrasi adalah sukses ekonomi, paling mudah dijelaskan melalui pendapatan perkapita. Dari penelitian 32 negara demokrasi memiliki pedpatan perkapita $9,000 dengan jumlah total 736 tahun. Dan semua negara itu masih sukses sampai sekarang. Sementara 69 negara demokratis yang lebih miskin, 39 menjadi negara gagal.

Zone transisi demokrasi adalah ketika pendapatan per kapita USD 3,000 – 6,000, jika di bawah USD 3,000 demokrasi cenderung gagal. Jika di atas USD 6,000 tidak ada contoh gagal.

Dalam buku The Future of Freedom dijelaskan bahwa demokrasi tidak sekedar proses pemilihan tapi unsur-unsur demokrasi yaitu kelembagaan yang menjamin kebebasan, pemisahan kekuasaan, hukum, pengadilan dan konstitusi. Jadi demokrasi tak sekedar pemilihan. Sangat sulit menghasilkan lembaga-lembaga yang melanggengkan kebebasan.

Toqueville (?) mengingatkan 150 tahun yang lalu, jangkar demokrasi di AS adalah struktur mediasi antara negara dan keluarga, berupa partai politik, pengacara, pengadilan bahkan gereja mengarahkan demokrasi Amerika.

Friday, November 7, 2008

Lipstik Demokrasi

Demokrasi di Amerika Serikat (AS) sangat memukau. Banyak pelajaran berharga yang bisa didapat. Tapi – dengan kondisi negara yang jauh berbeda – tepatkah demokrasi ala AS ini diterapkan di Indonesia?

Amerika Serikat (AS) benar-benar luar biasa. Pemilu di negara pakar demokrasi itu mendapat liputan luas di seluruh dunia. Apalagi hasil pemilu mencengangkan orang. Obama sebagai keturunan kulit hitam, mempunyai ayah dari negara lain, berhasil menjadi presiden. Batasan ras dalam demokrasi di sana telah berhasil dirobohkan. Kemenangan ini menjadi inspirasi bangsa di seluruh dunia untuk sebuah penegasan demokrasi adalah sistem terbaik yang membuat semua manusia setara.

Pelaksanaan demokrasi di negara Paman Sam itu sangat berharga untuk dipelajari. Selain kesetaraan, beberapa pelajaran lain yang bisa adalah: 1. sportivitas, 2. proses yang teratur dan stabil.

Sportivitas ditunjukkan dengan betapa elegannya mereka dalam berdebat. Debat sepanas apapun tetap membuat kandidat-kandidat itu mampu menahan diri. Dan sportivitas tertinggi yang ditunjukkan adalah ketika pihak yang kalah, langsung memberikan dukungan terhadap pihak yang menang. Para calon itu terlihat sangat bisa menerima kekalahan betapapun pahitnya kekalahan.

Proses pemilihan presiden di AS juga sangat memukau. Para calon diseleksi dari awal tidak hanya oleh partai, tapi juga oleh pers. Calon yang tidak sempurna pasti sudah tersingkir sejak awal. Para calon itu disaring oleh partainya melalui konvensi. Proses mencari dukungan dalam partai ini sangat panjang yang meliputi seluruh negara bagian. Sampai akhirnya pemenang proses masing-masing partai ini bertarung dalam pemilu nasional.

Semua proses ini begitu teratur, jelas dan memukau. Untuk proses konvensi ini saja seluruh dunia sudah mengadakan liputan yang luas. Bangsa AS begitu pandai memoles proses penting ini menjadi tontonan yang menghibur.

***
Tapi yang terpenting adalah bagaimana pengaruh proses pemilu di AS ini terhadap pelaksanaan demokrasi di Indoensia. Tentu bangsa Indonesia jadi sangat terinspirasi.

Usia Obama yang relatif mudah telah lama menginspirasi tokoh muda di Indonesia. Banyak tokoh-tokoh muda mematut-matutkan diri supaya bisa menjadi kandidat presiden seperti Obama. Iklan kampanye oleh partai politik maupun tokoh yang ingin jadi presiden telah lama beredar di TV.

Masalahnya apakah semua ini tepat dengan kebutuhan bangsa Indonesia? Apakah demokrasi yang penuh lipstik ini cocok dengan kebutuhan Indonesia? Apakah kita saat ini butuh tokoh seperti penyair yang memukau massa?

Bangsa AS telah berada dalam kondisi yang relatif stabil, sehingga boleh dikatakan siapapun jadi presiden AS tidak akan berpengaruh banyak. Masalah bangsa AS bukan lagi pada sistem kenegaraan, proses demokrasi dan kematangan politikus. Mereka telah melewati semua hal mendasar itu.

Sementara bangsa Indonesia sebaliknya. Sistem pemerintahan kita masih tidak jelas apakah presidensial, apakah parlementer? Kalau presidensial, mengapa presiden harus perlu melakukan koalisi. Bentuk negara kita masih belum jelas apakah negara kesatuan ataukah federal? Kalau negara persatuan, mengapa gubernur dipilih secara langsung yang mirip sistem federal? Belum lagi politikus kita belum mencapai kematangan, sampai para mantan presiden itu tak bertegur sapa satu sama lain.

Dengan semua kondisi ini, kita belum pantas beranjak ke level berikutnya, yaitu demokrasi yang mengandalkan karisma, pidato yang memukau dan iklan politik. Semua ini bisa membuat bangsa Indonesia akan semakin jauh dari sasaran.

Lihatkah sejarah bangsa Indonesia. Bandingkan Bung Karno dan Pak Harto.

Bung Karno memukau, penuh karisma dan mampu memberikan inspirasi. Tapi kebutuhan bangsa Indonesia saat baru merdeka itu adalah membangun sistem, baik politik maupun ekonomi. Negara hanya dibangun berdasarkan retorika, bukan kerja keras. Itulah sebabnya kondisi Indonesia begitu bobrok dan bangkrut di jaman Bung Karno.

Pak Harto kebalikan dari Bung Karno. Pak Harto relatif tak pandai pidato. Orangnya tenang, datar dan hampir tanpa pesona lahiriah. Tapi Pak Harto adalah administrator ulung. Pak Harto bisa memilih teknokrat-teknokrat terbaik di Indonesia. Hasilnya Indonesia bisa membangun, pertumbuhan ekonomi tinggi, keadaan negara stabil.

***
Kepada bangsa AS kita belajar demokrasi. Tapi penerapan demokrasi harus disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia. Dan saat ini bangsa Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang juga administrator ulung daripada sekedar ahli pidato. Kita harus lebih fokus pada perbaikan sistem, daripada fokus pada gebyar hura-hura demokrasi.

*****

Tuesday, October 28, 2008

Kapitalisme Menuju Keadilan Sosial

Jalan sejarah ekonomi memang tak terduga. Kapitalisme yang mulanya bertentangan dengan sosialisme ternyata menuju ke suatu titik sama, yaitu keadilan sosial. Keadilan sosial ternyata bisa ditempuh melalui kapitalisme.

Pada awalnya struktur ekonomi kapitalisme terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu: modal, alat produksi dan pekerja. Para kapitalis merencanakan produksi dengan mengelola ketika hal tersebut, kemudian menjual hasilnya untuk mendapatkan profit.

Dalam sistem produksi kapitalisme, ada 2 (dua) kelas yang bertemu, yaitu: kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Kelas pemilik modal berkuasa dan memperoleh bagian yang paling besar dari keuntungan. Kelas pemilik modal tidak bekerja terlalu keras, tapi mereka menanggung resiko. Sebaliknya kelas pekerja adalah kelas yang menderita. Mereka bekerja keras membanting tulang sepanjang hari, tapi mendapat bayaran yang paling minimal.

Unsur utama penggerak kapitalisme adalah kompetisi. Dan karena variasi barang dan jasa sedikit, sementara inovasi belum diidentifikasikan, maka jalan satu-satunya memenangkan kompetisi itu adalah dengan penurunan harga. Upah kerja dikurangi dan penderitaan dimulai.

Kesengsaraan kelas pekerja, memanggil cendikiawan seperti Karl Marx, untuk menciptakan sistem alternatif. Lahirlah sosialisme ilmiah untuk menantang kapitalisme. Akar permasalahan sistem dibongkar. Kelas-kelas yang tercipta harus dihapuskan. Alat produksi harus dimiliki oleh kelas pekerja. Kepemilikan pribadi harus dihapuskan. Kompetisi ditiadakan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat dicita-citakan.

***
Tapi sejarah memihak kepada kapitalisme. Cita-cita mulia keadilan sosial tak tercapai. Ternyata perencanaan bisnis terpusat yang menggantikan perencanaan bisnis individu tidak bisa berjalan. Kepemilikan kolektif yang menggantikan kepemilikan pribadi, justru menjadi melemahkan semangat rakyat dalam bekerja. Tatanan bisnis tanpa persaingan pasar, ternyata melumpuhkan ekonomi negara.

Sementara itu kapitalisme makin digdaya. Kompetisi justru bisa mengembangkan pasar. Kompetisi menghasilkan inovasi. Barang dan jasa yang bisa ditawarkan bisa dikembangkan. Pasar menjadi hidup, kesejahteraan rakyat meningkat.

Inovasi semakin menjadi-jadi. Bukan saja terjadi pada barang, tapi juga pada jasa. Jasa manajemen berkembang. Jasa penelitian berkembang. Lama-kelamaan sektor jasa berkembang, bahkan melebihi sektor produksi barang.

Di sinilah keajaiban terjadi. Peradaban bertransformasi. Dari jaman industri ke jaman informasi. Ekonomi menjadi berbasis pengetahuan. Dominasi produksi barang beralih ke produksi jasa. Dari kerja yang mengandalkan mesin, menjadi kerja yang mengandalkan otak manusia. Dari gerombolan kelas pekerja menjadi pekerja pengetahuan (knowledge worker).

Keseluruhan transformasi ini mengubah struktur kapitalisme. Pada ekonomi yang mengandalkan pengetahuan, maka satu-satunya alat produksi adalah: otak manusia. Dan alat produksi ini ada di kepala pekerja pengetahuan. Jadi antara alat produksi (otak) dengan pekerja telah bersatu padu.

Lalu bagaimana dengan modal dan pemilik modal? Tren baru muncul di Amerika Serikat (AS). Sejak tahun 1990 tren yang berlangsung di AS adalah pekerja pengetahuan itu lebih menyukai skema opsi saham, daripada fokus pada gaji bulanan. Kepemilikan modal secara bersama ini ternyata memacu produktifitas. Pekerja akan merasakan dinamika kepemilikan perusahaan. Total kompensasi akan besar ketika perusahaan berjalan baik, begitu juga sebaliknya.

Tren kepemilikan perusahaan secara bersama-sama ini adalah paku terakhir yang menyatukan jalan kapitalisme dengan cita-cita keadilan sosial. Tak ada lagi pemisahan modal, alat produksi dan pekerja. Semua telah bersatu padu pada kapitalisme. Tren ini akan menciptakan keadilan sosial. Tak ada kelas-kelasan lagi. Sama rata sama rasa. Kalau saja Karl Marx masih hidup, pasti dia takjub ...

* * * * *

Thursday, October 23, 2008

Kapitalisme dan Inovasi

Inovasi adalah lokomotif peradaban. Inovasi adalah DNA negara maju. Namun ternyata inovasi berupa perbaikan produk maupun penciptaan produk hanya bisa tumbuh subur pada sistem kapitalisme. Mengapa demikian?

Hal ini bisa dimulai dari kritik ekonom Austria, Ludwig Von Mises dan Friedrich Hayek terhadap ekonomi sosialis. Sistem ekonomi sosialis yang mengandalkan perencanaan itu tidak akan pernah bisa bekerja, karena masalah kalkulasi ekonomi (economic calculation problem). Penempatan sumber daya yang paling efisien dan langsung berhubungan dengan pasar, hanya bisa dilakukan di level individu atau kelompok individu. Karena keadaan pasar begitu kompleks, maka ekonomi sosialis dengan perencanaan terpusat pasti tidak akan berjalan.

Untuk maju maka pasar harus berkembang. Alat pengembangan pasar yang paling efektif adalah inovasi. Tanpa inovasi, pertukaran barang tidak akan berkembang. Dari pengembangan pasar ini terlihat perbedaan yang mencolok antara negara sosialis dengan negara kapitalis.

Ciri khas negara sosialis adalah terdiri barang-barang tua, sedikit variasi dan jasa yang ada itu-itu saja. Sementara di negara kapitalisme, walaupun pada awalnya barang dan jasa sangat sedikit variasinya, namun dengan pasar yang digerakkan individu dan kompetisi menghasilkan produk dan jasa, makin lama barang dan jasa makin bervariasi.

Produk barang dan jasa yang bisa bervariasi – melalui inovasi – ini merupakan pangkal kesalahan ramalan Karl Marx. Dia meramalkan kapitalisme akan runtuh, karena produksi kapitalisme akan membanjiri pasar. Hukum penawaran-permintaan akan membuat harga barang akan turun. Persaingan antar kapitalis menuntut mereka menekan biaya produksi. Upah buruh akan diturunkan, sehingga buruh akan menderita. Dan revolusi pecah.

Karl Marx salah! Ternyata revolusi kapitalisme tak pernah pecah karena dua hal, yaitu: 1) pada waktu itu pasar bisa diperluas melalui imperialisme, 2) pasar bisa diciptakan melalui inovasi. Walaupun demikian perluasan pasar secara geografis tetap ada batasnya. Maka satu-satunya jalan untuk memperluas pasar secara terus menerus adalah dengan inovasi.

Inovasi muncul karena kompetisi. Persaingan antar kapitalis di pasar yang terbatas menghasilkan pihak yang menang dan kalah. Pihak yang menang akan melakukan inovasi untuk mempertahankan pangsa pasar. Sedangkan pihak yang kalah akan melakukan inovasi menbuat produk barang dan jasa yang berbeda sebagai upaya bertahan hidup.

Secara empiris, kita bisa melihat contoh yang terjadi di Intel. Pada mulanya Intel menguasai pangsa pasar produksi memori komputer. Sejalan dengan waktu, teknologi memori bisa ditiru perusahaan lain. Akhirnya perusahaan-perusahaan Jepang yang terkenal sangat efisien berhasil merebut pangsa pasar Intel. Sebagai pihak yang kalah dalam persaingan, mau tidak mau Intel harus melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Itu adalah inovasi!

Inovasi yang dilakukan Intel adalah dengan berpindah fokus ke bisnis prosesor komputer. Di sektor prosesor inilah Intel melakukan inovasi habis-habisan, yang pada akhirnya menguasai pangsa pasar. Karena teknologi komputer terus berkembang, untuk mempertahankan pasar, maka Intel melakukan inovasi terus menerus. Maka muncullah generasi-generasi prosesor pentium.

Selain untuk mempertahankan pangsa pasar, inovasi juga diperlukan para kapitalisme itu untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatannya. Barang dan jasa yang diciptakan selalu mudah ditiru oleh pesaing. Barang dan jasa itu menjadi komoditi dengan penawaran yang terus menerus meningkat dan harga yang turun. Untuk mempertahankan profit atau mempertahankan harga, maka barang yang ditambah nilainya. Dan untuk itu diperlukan inovasi!

Akhirnya, secara ringkas dapat kita urutkan sebagai berikut: kapitalisme yang membebaskan individu menjalankan ekonomi akan menimbulkan persaingan. Hasil persaingan itu, baik yang menang maupun yang kalah, akan menghasilkan inovasi yang terus menerus. Inovasi ini akan menghasilkan barang dan jasa yang makin lama makin bervariasi. Dengan demikian pasar akan terus berkembang dan akhirnya berujung pada kemakmuran rakyat.

Friday, October 17, 2008

Sekolah Masa Depan

Sekolah masa sekarang yang menjejalkan yang fakta-fakta kepada murid tidak akan efektif lagi. Perkembangan internet terutama search engine membuat fakta-fakta itu tak mungkin tertampung lagi dalam sebuah buku pelajaran selama masa waktu sekolah.

Format sekolah masa depan adalah:

1. Memberitahukan siswa bahwa kebenaran itu hanya bisa disimpulkan dari bukti empiris (panca indra). Dan kebenaran itu bisa digantikan dengan kebenaran yang lain.

2. Melatih siswa membuat kesimpulan baik secara eksperimen langsung maupun imajiner logika secara induktif berdasarkan fakta, dan kemudian mengujinya dengan fakta yang lain (verifikasi).

3. Melatih siswa mencari fakta baik melalui pengamatan langsung, survei ataupun dari internet.

4. Menginformasikan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan

5. Melatih siswa menghubungkan pengetahuan-pengetahuan lintas sektoral sehingga kebenaran yang diperoleh menjadi lebih komprehensif

6. Melatih siswa berbisnis: meliputi: teknik pencarian ceruk pasar, perencanaan produksi, pemasaran hasil produksi

7. Menghilangkan mental pegawai dengan menanamkan kesadaran bahwa kebebasan individu adalah segalanya. Dan dalam bekerja yang dicari adalah pelanggan, bukan bos.

8. Sekolah itu tak perlu guru sebagai sumber ilmu tapi perlu facilitator yang punya pengalaman ataupun bisa memberi umpan balik

Tuesday, October 14, 2008

Apakah Kapitalisme Gagal?

Kapitalisme telah menciptakan kesejahteraan bagi orang banyak. Namun krisis selalu menghantam kapitalisme ini secara periodik. Hal ini membuat orang ragu dengan masa depan kapitalisme. Apakah kapitalisme gagal?

Meski ada kelemahan, kapitalisme tidak gagal. Dari sejarahnya kapitalisme adalah sistem terbuka untuk perbaikan. Unsur dasar kapitalisme seperti kompetisi, deregulasi, pasar bebas terbukti efektif untuk menggairahkan pasar, yang berujung pada kesejahteraan rakyat.

Semangat Kapitalisme dan Kesejahteraan

Kapitalisme berpusat pada individu dan memberikan kesempatan semua orang untuk mengejar kesejahteraan. Kompetisi berlangsung di antara individu atau kelompok individu, sehingga menimbulkan spesialisasi. Hasilnya adalah kemajuan teknologi.

Tapi ini bukan sekedar kemajuan teknologi. Almarhum Uni Soviet juga memiliki teknologi maju. Mereka memiliki teknologi ruang angkasa terbaik, peluru kendali tercanggih, bom nuklir terdahsyat, tapi semua ini tak bisa mensejahterakan rakyat. Sebab utamanya adalah semua teknologi itu tidak berhubungan dengan pasar.

Teknologi kapitalis berhubungan erat dengan pasar. Teknologi berkembang sesuai dengan permintaan ataupun penciptaan pasar. Inilah yang membangkitkan ekonomi. Persaingan pasar membuat inovasi teknologi seperti tiada henti. Pembuat teknologi bergairah untuk membuat karya baru dan membuka pasar baru, karena mereka akan mendapat insentif ekonomi.

Teknologi inilah yang juga membuat perluasan pasar baru para kapitalis menjadi lebih beradab. Pada suatu masa, kaum kapitalis menjajah negeri seberang lautan, untuk membuka pasar baru, mengambil bahan baku dan energi. Namun dengan perkembangan teknologi terkini, semua bisa berubah. Pasar bisa menyatu tanpa perlu paksaan apapun. Teknologi informasi mutakhir membuat dunia menyatu secara beradab.

Globalisasi memang ada masalah, namun fenomena ini sebenarnya bermanfaat bagi semua pihak. Akuntan dan dokter India bisa mengambil pekerjaan dari Amerika Serikat. Sebaliknya Amerika Serikat juga dapat mengambil keuntungan melalui ekspor barang ke India, karena penduduk India telah meningkat kesejahteraannya. Investasi asing di Cina, menguntungkan perusahaan multi nasional karena ongkos produksi menjadi sangat kompetitif. Namun Cina juga bisa mengambil keuntungan dengan perluasan lapangan kerja, industri pendukung dan transfer teknologi mutakhir. Pencarian skema-skema saling menguntungkan ini yang menjadi tugas utama setiap pemerintahan.

Kapitalisme Sebagai Sistem Terbuka

Kapitalisme adalah sistem buatan manusia yang mengandung kelemahan. Dulu kelemahan ini berupa eksploitasi buruh. Marx yang tidak tahan dengan ini, meramalkan keruntuhan kapitalisme, karena kelebihan produksi dan penderitaan buruh. Terbukti Marx keliru karena ternyata kapitalisme bisa memperbaiki dirinya sendiri. Pasar baru bisa dibentuk dengan teknologi informasi dan inovasi produk. Hak buruh makin hari makin diperhatikan. Malahan sekarang buruh di negara kapitalis menjadi sangat mahal, sehingga pabrik harus direlokasi ke negara berkembang.

Kelemahan lain seperti yang terjadi saat ini adalah krisis ekonomi. Teori Hyman Minsky menjelaskan krisis ini dengan baik. Krisis ini memang akan selalu berulang dalam suatu siklus ekonomi, karena perilaku pelaku bisnis yang spekulatif di masa ekonomi yang sedang menanjak. Solusi dari krisis ini tentu saja regulasi. Kapitalisme membutuhkan suatu aturan agar pelaku bisnis berhati-hati dalam menangani resiko bisnis.

Yang terpenting dalam menjalankan kapitalisme adalah menghilangkan dogma. Pasar bebas, deregulasi, swastanisasi harus dipandang sebagai suatu unsur yang terkait dengan dinamika pasar. Ketika pasar membutuhkan regulasi, maka pemerintah tak boleh ragu menerbitkan regulasi. Ini bukanlah pelanggaran terhadap semangat berusaha, justru ini membuat usaha menjadi lebih stabil dan mensejahterakan banyak orang.

Akhirnya, kapitalisme telah melewati sejarah panjang dan perlawanan-perlawanan ideologi. Namun sebegitu jauh sistem ini tidak hanya sekedar bisa bertahan dan beradaptasi. Dan yang terpenting sampai sekarang sistem ini berhasil mensejahterakan orang banyak.

Monday, October 13, 2008

Kapitalisme Kreatif

Kapitalisme kreatif ini makin mengemuka setelah digemakan oleh Bill Gates awal tahun ini. Sebenarnya kapitalisme jenis ini bukan hal baru. Ini sudah dilaksanakan beberapa abad lalu, semenjak pengusaha Inggris Robert Owen memberikan perhatian kepada pekerjanya dan bukan semata mencari keuntungan.

Argumen filantrofi dari kapitalisme kreatif adalah kapitalisme telah mensejahterakan banyak orang. Sementara banyak orang lain masih menderita kemiskinan ataupun mati karena penyakit yang sebetulnya dapat dicegah. Namun bagaimana kapitalisme dapat masuk ke wilayah ini? Bukankah sistem ini yang mengutamakan pencarian keuntungan sebesar-besarnya? Kapitalisme bukanlah kerja amal.

Bukti menunjukkan di kalangan orang miskin terdapat pasar yang sangat besar. Pasar ini sebenarnya potensial, tapi membutuhkan kreatifitas untuk menerapkan kapitalisme di sini. Beberapa perusahaan telah melakukan hal ini. Misalnya perusahaan telpon seluler di Kenya Safaricom yang melayani penduduk yang relatif miskin untuk penggunaan telepon genggam. Dengan adanya telepon genggam ini aktifitas ekonomi penduduk bisa meningkat. Dimana letak kreatifnya? Pada contoh safaricom adalah tarif layanan diterapkan per detik bukan per menit. Dengan tarif seperti ini telpon menjadi lebih terjangkau. Dan masyarakat miskin bisa menggunakan sarana komunikasi ini untuk meningkatkan aktifitas bisnis mereka.

Tentu saja tidak semua skema seperti bisa dilakukan. Misalnya penelitian obat malaria. Orang miskin yang butuh obat malaria tidak punya insentif apapun yang bisa dibayarkan kepada pabrik obat. Salah satu jalan untuk skema ini adalah dengan iklan bagi perusahaan penyedia obat. Dengan iklan ini maka perusahaan akan mendapat nama baik dan menarik pelanggan yang terkesan lebih banyak.

Namun pemerintah juga bisa berperan dalam skema seperti ini. Misalnya yang terjadi di Amerika Serikat. Pemerintah memberikan insentif prioritas pelayanan lebih cepat bagi perusahaan obat yang terlibat dalam pengembangan obat untuk penyakit seperti malaria. Jadi perusahaan mendapat insentif keuangan di sini.

***

Tentu saja kapitalisme bergaya amal ini ditentang, terutama oleh orang kapitalisme garis keras seperti, Milton Friedman. Bagi Tuan Friedman tugas perusahaan cuma satu, yaitu mencari profit sebesarnya untuk pemegang saham. Kerja lain di luar itu adalah penghianatan. Dengan profit itu, pemegang saham boleh menggunakannya untuk apa saja, termasuk kegiatan amal. Namun keputusan ini sepenuhnya diserahkan oleh pemegang saham, bukan eksekutif.

Tidak ada yang salah dengan Tuan Friedman ini. Kalau kita lihat, misalnya perjalanan bisnis Bill Gates. Bukankah Bill Gates sepenuh mencurahkan energi untuk mencari profit sebesar2nya, tanpa dibebani oleh kegiatan amal? Setelah kaya baru Bill Gates mendirikan badan amal.

Akhirnya dapat kita simpulkan di sini, sebagai berikut:

1.Pada skema tertentu, misalnya untuk perluasan pasar di antara warga miskin yang memang terbukti ada, kapitalisme bisa merambah masuk. Walaupun profit awal kecil, namun pembukaan pasar ini – dengan memperkenalkan teknologi yang memudahkan bisnis - dapat mengundang pasar yang lebih besar.
2.Pada bidang yang bukan pasar orang miskin seperti misalnya pengobatan malaria, pemerintah bisa memberikan insentif bagi perusahaan yang melakukannya. Baik melalui iklan, maupun insentif keuangan berupa prioritas bagi perusahaan tersebut untuk suatu urusan yang berkaitan dengan finansial.
3.Kerja sosial tidak bisa membebankan keuangan pada perusahaan, karena bertentangan prinsip utama kapitalisme, yaitu keuntungan maksimal bagi perusahaan. Karena semangat inilah yang membuat kapitalisme mensejahterakan banyak orang.

Friday, October 10, 2008

Masalah Perangkap Pangan (Food Trap)

Tanggal 1 September lalu Kompas, menurunkan berita soal perangkap pangan (food trap) ini. Ada 7 komoditas pangan utama Indonesia, yaitu: 1. gandum, 2. kedelai, 3. daging ayam ras dan 4. telor ayam ras (posisi kritis) dan 5. jagung, 6. daging sapi, 7. susu (posisi patut diwaspadai), sangat tergantung tergantung impor dari luar negeri. Dan perusahaan multi nasional dari negara-negara maju menguasai sektor pertanian dari industri hulu sampai ke industri hilir. Tapi benarkah "food trap" itu ada?

Industri software terutama untuk aplikasi perkantoran dikuasai Microsoft. Mengapa kita tak pernah mempermasalahkan "software trap"? Industri prosesor komputer dikuasai Intel. Mengapa kita tidak pernah mempermasalahkan 'pocessor trap"? Begitu juga industri otomotif di Indonesia dikuasai Toyota, mengapa tak ada "otomotive trap"?

Soal istilah perangkap ini tidak bisa kita lakukan. Fenomena ini bisa terjadi, paling tidak, karena 2 hal, yaitu: 1. Keunggulan kompetensi, 2. Dampak Globalisasi.

Negara-negara maju yang sudah terbiasa dengan pola pikir kapitalisme yang sangat menekankan keunggulan bersaing menyebabkan perusahaan-perusahaan yang bertahan di sana memiliki keunggulan kompetensi tinggi. Kompetensi itu meliputi kemampuan manajemen perusahaan, kemampuan berinovasi, kemampuan memasarkan hasil produksi.

Di samping itu dengan berkembangnya teknologi dunia menjadi satu yang membuat batas negara bangsa menjadi semu. Fenomena globalisasi itu adalah hal yang tak terelakkan. Negara yang tidak merangkul globalisasi akan menjadi terbelakang dan ketinggalan. Dan negara yang sudah terlanjur ikut dalam globalisasi harus mencari cara untuk mengambil keuntungan - atas dasar keunggulan yang dimiliki - dari fenomena ini.

Kembali ke masalah "food trap", Indonesia harus segera mengambil manfaat fenomena ini. Ada 2 hal yang bisa dilakukan Indonesia dengan adanya kehadiran perusahan multi nasional ini, yaitu: 1. Mengambil manfaat bisnis, 2. Mengambil manfaat pendidikan.

Indonesia bisa mengambil manfaat bisnis melalui undangan investasi. Keunggulan kompetitif lahan produksi pangan di Indonesia harus dikuti dengan usaha membuat perusahaan multi nasional itu menanamkan investasinya terutama di industri hilir. Tentu saja bangsa ini bisa mengambil manfaat kehadiran industri di hilir itu. Industri itu akan menyerap tenaga kerja. Selain itu juga akan menghasilkan industri-industri pendukung untuk mendukung operasi industri utama. Usaha kita "cuma" membuat iklim investasi yang baik yang bisa mengundang investor itu mau menanamkan modalnya di sini.

Keunggulan kompetensi juga bisa diraih melalui kerja sama pendidikan. Untuk pertanian, perusahaan multi nasional itu juga mendirikan lembaga penelitian di negara yang bersangkutan, antara lain misalnya, untuk mendapatkan benih unggul yang sesuai dengan kondisi setempat. Tentu saja kita bisa membuat regulasi yang mengharuskan keterlibatan peneliti/universitas di Indonesia dalam kegiatan ini. Sebagai gambaran Pemerintah Cina telah melakukan hal ini. Pusat penelitian Microsoft di Cina bisa memberikan gelas pasca doktoral kepada ilmuan Cina.

Dengan kehadiran lembaga-lembaga penelitian kelas dunia ini, peneliti Indonesia bisa mengambil manfaat sistem kerja, etos kerja, teknik inovasi dan cara menghubungkan penelitian dengan produk yang dipasarkan.

Akhirnya,tidak ada yang disebut perangkap pangan (food trap), yang ada justru adalah kesempatan bangsa ini maju melalui pangan. Tak ada masalah sama sekali, yang ada justru peluang.

Thursday, October 9, 2008

Teori Minsky Mengenai Krisis Keuangan

Kerapuhan finansial adalah ciri khas ekonomi kapitalis. Krisis pada ekonomi kapitalis ini lebih disebabkan oleh sifat manusia dalam mengelola resiko daripada hal lain.

Dalam pembiayaan bisnis ada resiko yang harus diperhitungkan dan ternyata dalam perjalanannya, perusahaan umumnya mengambil jenis resiko yang berbeda dalam suatu siklus bisnis. Dalam suatu siklus bisnis ada turun naik keadaan. Keadaan resesi yaitu ketika ekonomi berhenti tumbuh, kemudian ekonomi tumbuh perlahan dan mencapai puncak atau boom untuk kemudian melemah sampai resesi lagi.

Dalam satu siklus, perusahaan menempuh 3 jenis resiko, yaitu: hedge finance di masa resesi, speculative finance di masa pertumbuhan dan ponzi finance di masa boom.

Ketika resesi hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang bisa bertahan. Dan rata2 perusahaan yang selamat itu mengambil posisi hedge, yaitu semua kewajiban perusahaan dapat diselesaikan melalui keuntungan operasi perusahaan. Pada masa ini perusahaan tidak berani berutang untuk investasi baru.

Setelah keadaan stabil ini perusahaan mulai percaya diri lagi untuk mengembangkan perusahaan dengan melakukan investasi melalui utang. Ini tipe kedua pengambilan resiko perusahaan, yaitu: speculative finance. Ini masa ketika perekonomian benar-benar mengalami boom.

Setelah mengalami boom ekonomi manusia menjadi serakah, sombong dan ceroboh. Pinjaman tidak terkendali dan kontrol terhadap kemampuan perusahaan menjadi tidak ada. Ketika perusahaan terlalu berspekulasi - yang disebut Ponzi finance – keuangan perusahaan menjadi sangat beresiko. Antara pemasukan uang dan kebutuhan uang menjadi sangat sensitif. Tidak ada lagi ada dana cadangan untuk menalangi ketika ada sedikit saja kesalahan perhitungan. Dan ini cuma menunggu waktu ketika ada hambatan dalam pemasukan. Ketika ini terjadi perusahaan akan kolaps. Ini menimbulkan efek domino kepada lembaga yang meminjamkan uang. Apalagi kalau lembaga peminjaman itu juga dalam posisi Ponzi finance.

Inilah masa krisis ekonomi dan resesi.

Monday, September 15, 2008

Meritokrasi

Amerika Serikat dan negara-negara Barat maju. Mereka adalah penguasa bumi ini. Paling tidak untuk saat ini. Dan semua negara itu adalah negara demokrasi. Maka kita suka menyimpulkan semua negara demokrasi adalah negara maju. Atau syarat untuk menjadi negara maju adalah dengan menjalankan sistem demokrasi. Benarkah?

Singapura bukanlah negara demokrasi, walaupun seperti negara demokrasi. Tapi Singapura adalah termasuk negara paling makmur di dunia. Cina jelas bukan negara demokrasi. Namun kemajuan ekonomi Cina menggetarkan semua orang. Kemungkinan besar Cina akan segera menjadi negara maju. Dengan demikian terbukti Singapura dan Cina telah mematahkan mitos demokrasi sebagai syarat untuk menjadi negara maju.

Lalu adakah kesamaan negara-negara Barat yang demokratis dengan Singapura atau Cina yang tidak demokratis? Ada! Meritokrasi! Meritokrasi adalah sistem yang membuat yang paling berkompetenlah yang berkuasa. Di barat dan di timur yang maju itu ada meritokrasi.

Meritokrasi di Barat diperoleh melalui pemilihan umum. Calon pemimpin (kepala pemerintahan ataupun partai) menyiapkan diri dari awal, mulai dari citra pribadi sampai program kerja. Kemudian hal ini dikampanyekan secara terbuka dan dikompetisikan dengan calon pemimpin yang lain. Semua ini didukung pula oleh rakyat yang terdidik yang bisa memilih secara rasional dan obyektif.

Sementara itu meritokrasi di Timur diperoleh melalui rekrutmen putra terbaik bangsa sejak awal. Putra-putri terbaik itu diseleksi dari awal untuk diberikan berbagai pendidikan dan penugasan. Yang terbaik dari yang terbaik-terbaik itulah yang diberikan kesempatan untuk memimpin dan berkuasa. Dan secara kebetulan Cina dan Singapura penganut ajaran Konfusius yang memang mengedepankan meritokrasi.

Dengan meritokrasi maka negara akan diurus oleh orang yang kompeten. pembangunan negara direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sehingga negara akan maju. Apalagi meritokrasi ditambah dengan stabilitas stabilitas negara, maka pembagunan oleh putra terbaik itu akan berkeseninambungan. Inilah resep sukses negara maju itu.

Makna Puasa

Puasa tidak perlu lagi dipandang dari sisi agama saja ataupun perintah Tuhan saja, tapi bisa dipandang dari sisi pengetahuan moderen. Puasa adalah latihan penyangkalan diri untuk tidak makan, minum, berhubungan seks, marah dan lain-lain. Puasa adalah soal penaklukan insting hewani – sebagai usaha untuk bertahan hidup - yang ada di dalam diri manusia.
Manusia itu baru jadi manusia kalau dia bisa berada di atas hawa nafsunya sendiri. Ketika manusia sejajar dengan hawa nafsunya, maka dia tak ubahnya seperti kuda, kadal dan trenggiling. Latihan puasa inilah akan membuat manusia naik satu level di atas binatang-binatang itu. Ketika manusia bisa menentukan arah sendiri – bukan sekedar dituntun oleh hawa nafsu – manusia telah menjadi raja sementara jasadnya cuma sekedar hamba.
***
Sungguh menarik pengetahuan moderen menemukan pentingnya penyangkalan diri ini sebagai suatu proses pengembangan diri. Paling tidak, ada 2 (dua) buku fenomenal yang ada hubungan dengan latihan puasa ini.
Daniel Goleman membahas hal ini dalam buku fenomenalnya: Emotional Intelligent. Suatu penelitian menemukan bahwa penyangkalan diri berupa kemampuan menahan godaan terbukti menunjang keberhasilan hidup. Sekelompok anak-anak TK diberi 'umpan' gula-gula. Siapa yang menerima gula-gula saat itu, maka dia akan dapat satu gula-gula saja. Sementara siapa yang mau menunggu, maka dia akan mendapat dua gula-gula. Puluhan tahun kemudian ditemukan bahwa anak-anak yang bisa menahan diri ternyata lebih sukses di kehidupan nyata, daripada anak-anak yang mudah tergoda. Daniel Goleman menegaskan kemampuan mengendalikan dorongan hati adalah kunci kecerdasan emosional.
Stephen Covey juga membahas perihal pengendalian dorongan hati dalam bukunya yang juga fenomenal 7 Kebiasaan Manusia Efektif. Untuk meraih kemenangan pribadi ada 3 kebiasaan yang diperlukan, yaitu: (1) proaktif, (2) merujuk pada tujuan akhir, dan (3) dahulukan yang utama (Put first things first).
Ketika kita proaktif, kita menyadari ada ruang kosong antara stimulus dan respon. Dan kitalah yang memilih sepenuhnya akan kita isi apa ruang kosong itu. Dan soal pertama yang harus dilakukan adalah latihan memisahkan stimulus dan respon. Inilah yang dilatihkan dalam puasa itu. Puasa menjadikan manusia sais yang mengendalikan kuda nafsu.
Untuk meraih tujuan akhir termasuk tujuan jangka pendek kita perlu mendahulukan yang utama. Nah, lagi-lagi penelitian di dalam buku itu mengenai ciri orang sukses, yaitu rata-rata orang sukses tersebut selalu mendahulukan yang utama. Untuk mendahulukan yang utama itu memerlukan sikap mental mengatakan 'tidak' pada hal yang tidak penting, dan mengatakan 'ya' untuk hal yang penting. Apapun kondisinya, apapun dorongan hatinya.

Di sini kita temukan lagi irisan makna puasa dengan mental dahulukan yang utama itu. Puasa mengajarkan disiplin mental itu. Pilihan orang tidak lagi bergantung pada situasi yang disenangi, tapi berdasarkan kendali diri. Hanya orang yang memliiki disiplin mental yang tinggi yang sanggup melakukan langkah dengan tekun menuju suatu tujuan dan melawan godaan kemalasan dan kesenangan sesaat.
***
Ada kebenaran perkataan Kanjeng Nabi mengenai kesia-siaan orang yang berpuasa, yang cuma mendapat lapar dan haus saja. Makanya puasa hampir tak punya korelasi yang dengan kemajuan mental Muslim. Padahal jelas pengetahuan modern mengenai pentingnya penyangkalan diri sangat erat berhubungan dengan latihan puasa ini. Apakah ini akibat ritual agama selalu dihubungkan dengan langit, dan bukan dengan pengalaman empiris manusia?

Monday, August 4, 2008

Partai Tanpa Ideologi, Rakyat Tanpa Sikap Kritis

Partai Tanpa Ideologi

Apa yang kau cari wahai politisi Indonesia. Semua partai itu kurang lebih sama. Partai cuma jadi mainan kepentingan politik sesaat.

Seharusnya partai itu seperti yang ada di Barat sana. Punya idelogi yang diperjuangkan. Paling tidak ada 2 ideologi besar yang jadi acuan. Ideologi sosialis atau liberal.

Walaupun ada varian-variannya tapi masyarakat diberi kejelasan partai liberal mau apa partai buruh itu mau apa. Semua jelas dan terukur. Dan rakyat bisa menilai kapan membiarkan negara ini ke arah "kiri" kapan harus ke "kanan".

Adakah di antara kita yang tahu perbedaan kalau presiden Indoensia dari partai Golkar, PDI dan PPP atau bahkan PKS sekalipun?

Rakyat Tanpa Sikap Kritis

Dan yang paling lucu ya rakyat Indonesia. Kita tidak jelas apa maunya. Misalnya dalam Pemilu 1999, 2004 lalu, bagaimana bisa Golkar bisa terus dipilih orang, bahkan menang di Pemilu. Lalu apa gunanya reformasi? Lah yang membuat negara ini seperti ini adalah partai Golkar? Tapi koq Golkar bisa tetap dicintai rakyat?

Pilihan rakyat kita untuk Presiden juga membingungkan. Bagaimana mungkin Bapak Reformasi Amien Rais justru kalah telak, sementara SBY yang jelas-jelas dari komponen Orde Baru bisa naik menjadi pemimpin. Bagaiman negara ini bisa berubah, kalau pemimpinnya masih berparadigma lama?

Pentingnya Kehormatan dan Harga Diri

Mengapa Indonesia sulit maju? Karena tidak punya kehormatan. Sistem sosial bangsa ini telah rusak. Artinya yang salah dan benar susah dibedakan. Yang salah sudah tidak mempunyai kehormatan, sehingga berani mengaku benar. Dan masyarakat juga tidak bisa membedakan mana orang yang harus dihormati mana yang tidak.

Coba lihat kasus korupsi yang dilakukan oleh jaksa dan anggota dewan. Pusing kepala melihatnya. Dari rekaman pembicaraan jelas mereka salah. Tapi herannya mereka dengan muka badak, masih sanggup membela diri.

Sebaliknya Jepang itu maju karena punya kehormatan dan harga diri. Orang Jepang yang gagal dalam tugas akan melakukan bunuh diri atau minimal mundur. Jadi semua orang akan berusaha melakukan tugas dengan benar karena nyawa taruhannya.

Jadi kalau Indonesia ingin maju budaya malu, budaya mundur saja - jangan bunuh diri - harus dibudayakan, supaya bangsa ini bisa bergerak ke arah yang benar.