Sunday, August 30, 2009

Bahasa Indonesia Boleh Jadi Berasal dari Malaysia

Revised (1/9/2009)

Tari Pendet memang berasal dari Indonesia. Reog, batik, angklung dan lagu Rasa Sayange adalah juga berasal dari Indonesia. Namun tanpa disadari bahasa Indonesia, bahasa nasional kita adalah berasal dari Malaysia!

Mungkin ada argumentasi bahwa sebagian bangsa Indonesia dari dulu juga menggunakan bahasa Melayu. Argumentasi ini sangat lemah ditinjau dari sisi jumlah pemakai, maupun sejarah bahasa Melayu.

Sebelum bahasa Indonesia dipergunakan secara luas, hanya ada tiga daerah di Indonesia yang memakai bahasa Melayu, yaitu: suku Melayu di Sumatera Utara, suku Melayu di pulau-pulau di sekitar Riau, dan suku Melayu di Kalimantan Barat. Dan sampai sekarang di ketiga daerah ini masih menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa Melayu di Malaysia. Jadi jika dibandingkan dengan dengan jumlah populasi Indonesia keseluruhan, prosentase populasi suku Melayu di Indonesia adalah sangat kecil.

Lagi pula kalau argumen bahwa fakta keberadaan suku Melayu di Indonesia membuat bangsa Indonesia sah mendaku bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah argumen yang lemah. Bagaimana dengan keberadaan perantau dari Ponorogo di Johor dan Selangor Malaysia yang membawa seni reog ke sana? Mengapa pula Malaysia tidak bisa mendaku serupa terhadap kesenian reog? Dan perlu diketahui Malaysia tidak mendaku kesenian ini sebagai milik mereka, tapi semata sebagai kebudayaan yang memang ada di sana. Sebagai bandingan adalah kesenian barongsai yang berasal dari Cina yang juga dimainkan secara luas oleh keturunan perantau Cina di Indonesia.

Dari wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Malay_language dan http://www.articlesbase.com/languages-articles/the-history-of-malay-language-223538.html sejarah perkembangan bahasa Melayu menuju bahasa Melayu yang moderen bisa menjelaskan bahwa bahasa Indonesia ini berasal dari Malaysia.

Memang bahasa Melayu berevolusi dari Melayu kuno ke Melayu modern. Bahasa Melayu kuno adalah bahasa yang dijumpai pada beberapa prasasti seperti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan. Namun yang perlu dicatat adalah bahasa ini sama sekali tak dimengerti oleh pengguna bahasa Melayu moderen. Dan jangan lupa bahasa ini juga sangat dipengaruhi bahasa Sansekerta, lingua franca agama Hindu dan Budha. Saya khawatir kalo logika ini diteruskan maka bahasa Melayu itu akan berasal dari india. Dan bahasa India itu akan berakar pada bahasa nenek moyang pertama umat manusia, yaitu di Afrika!

Dari http://melayuonline.com/ind/history/dig/437/batu-bersurat-terengganu dapat dilihat bukti bahwa prasasti pertama berbahasa Melayu ditemukan di Terengganu, Malaysia yang populer disebut Batu Bersurat Terengganu. Prasasti ini bertanggal Jumat, 4 Rajab 702 H atau bertepatan dengan tanggal 22 Februari 1303 M.

Memang beberapa sumber menyebutkan bahwa bahasa Melayu pertama berasal dari Pasai, Aceh. Namun tulisan yang tertulis di makam raja pertama Pasai, Malik as-Saleh yang bertahun 1297 masih berbahasa Arab. Dan sebagai tambahan bahasa Melayu tak pernah berkembang di Aceh dibandingkan di Malaysia.

Adapun bahasa Melayu moderen dipopulerkan oleh Kerajaan Malaka di tahun 1401 – 1511. Pada periode ini cikal bakal bahasa Melayu digunakan secara luas sebagai bahasa perdagangan. Bahasa ini memasukkan semua unsur dari mulai Sansekerta, Arab dan Persia. Dari bahasa Melayu yang dikembangkan di Malaka inilah kemudian berevolusi menjadi berbagai ragam bahasa Melayu moderen.

Memang pendiri kerajaan Malaka itu adalah keturunan kerajaan Sriwijaya dari Indonesia. Namun kalau logika ini diteruskan, maka sebagian besar orang Indonesia adalah dari Yunnan, Cina. Jadi apakah bisa dikatakan semua produk budaya keturunan orang Yunnan yang dibuat di Indonesia adalah milik Cina?

Jadi dilihat dari fakta bahwa prasasti berbahasa Melayu pertama ditemukan di Malaysia dan bahasa Melayu moderen dipopulerkan oleh kerajaan Malaka di Malasia, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Melayu adalah berasal dari Malaysia.

Bahasa Indonesia adalah berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia bukan berakar dari bahasa Jawa, Sunda, Batak ataupun Bugis. Bukti yang paling gampang adalah penutur yang hanya mengerti bahasa Indonesia akan 90% mengerti bahasa Melayu, sebaliknya penutur itu hampir 0% mengerti bahasa Jawa, Sunda, Batak ataupun Bugis.

Sejak tahun 1928, bangsa ini sudah mendaku bahasa yang diciptakan suku Melayu di Malaysia itu sebagai bahasa pemersatu. Bahkan yang lebih gawat lagi, Malaysia hanya mendaku kepemilikan produk budaya melalui promosi wisata, sementara bangsa Indonesia mendaku kepemilikan bahasa Melayu melalui Undang-Undang Dasar 1945.

Jika Indonesia terus berteriak Malaysia sebagai maling budaya, bagaimana kalau mereka berteriak balik bahwa bangsa kita adalah maling bahasa?

* * *

Suatu sumber menyebutkan bahwa Malaysia merasa budaya-budaya dari Indonesia tersebut adalah berasal dari tanah Melayu yang meliputi wilayah Indonesia juga. Jadi produk budaya yang dibuat di Indonesia dianggap sebagai produk budaya bangsa serumpun.

Dalam pergaulan antar bangsa yang telah berlangsung ratusan hingga ribuan tahun, selalu terjadi interaksi. Pemakaian produk budaya bangsa lain sudah biasa terjadi. Dari hasil interaksi itulah banyak produk budaya hibrida kemudian diciptakan.

Adikarya bangsa Indonesia seperti wayang mendapat sumbangan cerita seru Mahabarata dan Ramayana dari bangsa India. Bahkan lagu Rasa Sayange yang berasal dari Indonesia itu mengadopsi pantun Melayu dari Malaysia.

Lalu apakah pemakaian budaya harus meminta ijin? Ini pertanyaan sulit. Apakah bangsa Jepang dulu meminta ijin bangsa Cina waktu mengembangkan permainan Go dan seni tanaman bonsai? Apakah bangsa Indonesia pernah meminta ijin kepada bangsa India atas pemakaian cerita Mahabarata dan Ramayana tersebut? Apakah bangsa Indonesia pernah meminta ijin kepada bangsa Malaysia atas pemakaian produk bahasanya?

Tampaknya bangsa Indonesia harus merelakan budayanya dipakai bahkan mungkin dikembangkan di negara lain.

* * * * *


First Published (30/8/2009)

Tari Pendet memang berasal dari Indonesia. Reog, batik, angklung dan lagu Rasa Sayange adalah juga berasal dari Indonesia. Namun tanpa disadari bahasa Indonesia, bahasa nasional kita adalah berasal dari Malaysia!

Mungkin ada argumentasi bahwa sebagian bangsa Indonesia dari dulu juga menggunakan bahasa Melayu. Argumentasi ini sangat lemah ditinjau dari sisi jumlah pemakai, maupun asal usul suku Melayu di Indonesia.

Sebelum bahasa Indonesia dipergunakan secara luas, hanya ada tiga daerah di Indonesia yang memakai bahasa Melayu, yaitu: suku Melayu di Sumatera Utara, suku Melayu di pulau-pulau di sekitar Riau, dan suku Melayu di Kalimantan Barat. Dan sampai sekarang di ketiga daerah ini masih menggunakan bahasa yang mirip dengan bahasa Melayu di Malaysia. Jadi jika dibandingkan dengan dengan jumlah populasi Indonesia keseluruhan, prosentase populasi suku Melayu di Indonesia adalah sangat kecil.

Dan fakta-fakta lain juga menunjukkan bahwa nenek moyang suku Melayu di Indonesia adalah berasal dari Malaysia. Yang paling menyolok dapat dilihat dari perbedaaan besar budaya antara suku Melayu di Kalimantan Barat dan Sumatera Utara yang sangat berbeda dengan suku asli setempat, yaitu Dayak dan Batak yang tinggal lebih lama di daerah tersebut. Ini menunjukkan suku Melayu adalah pendatang di tempat tersebut. Sementara itu suku Melayu di pulau-pulau sekitar Riau adalah juga berasal dari Malaysia. Suku Melayu di Malaysia terletak di pulau utama (mainland), sedangkan suku Melayu di Riau tinggal di pulau-pulau kecil di sekitar pulau utama. Logika yang masuk akal adalah orang-orang di pulau-pulau kecil itu adalah orang-orang yang berasal dari pulau utama dan bukan sebaliknya.

Argumentasi lain mungkin menyebutkan bahasa Melayu bukan hanya bahasa suku, tapi juga bahasa perdagangan (lingua franca). Sejak dulu bahasa yang digunakan secara luas di masyarakat yang berhubungan secara ekonomi.

Tentu saja argumen tersebut tidak bisa diterima. Andaikan batik sudah mendunia sebagai tren busana internasional. Nelson Mandela tokoh besar dari Afrika Selatan juga suka memakai batik. Cina juga mulai memproduksi batik. Lalu apakah negara-negara tersebut bisa membuat klaim kepemilikan batik? Tentu saja tidak.

Jadi kita harus mengakui bahwa bahasa Indonesia adalah berasal dari bahasa Melayu Malaysia. Bahasa ini terbukti sangat berguna bagi pembentukan bangsa Indonesia. Dan sejak tahun 1928, bangsa ini sudah melakukan klaim terhadap bahasa yang diciptakan suku Melayu Malaysia sebagai bahasa pemersatu. Bahkan yang lebih gawat, Malaysia hanya membuat klaim kepemilikan produk budaya melalui promosi wisata, sementara bangsa Indonesia membuat klaim kepemilikan bahasa Melayu melalui Undang-Undang Dasar 1945.

Jika Indonesia terus berteriak Malaysia sebagai maling budaya, bagaimana kalau mereka berteriak balik bahwa bangsa kita adalah maling bahasa?

* * *

Suatu sumber menyebutkan bahwa Malaysia merasa budaya-budaya dari Indonesia tersebut adalah berasal dari tanah Melayu yang meliputi wilayah Indonesia juga. Jadi produk budaya yang dibuat di Indonesia dianggap sebagai produk budaya bangsa serumpun.

Dalam pergaulan antar bangsa yang telah berlangsung ratusan hingga ribuan tahun, selalu terjadi interaksi. Pemakaian produk budaya bangsa lain sudah biasa terjadi. Dari hasil interaksi itulah banyak produk budaya hibrida kemudian diciptakan.

Adikarya bangsa Indonesia seperti wayang mendapat sumbangan cerita seru Mahabarata dan Ramayana dari bangsa India. Bahkan lagu Rasa Sayange yang berasal dari Indonesia itu mengadopsi pantun Melayu dari Malaysia.

Lalu apakah pemakaian budaya harus meminta ijin? Ini pertanyaan sulit. Apakah bangsa Jepang dulu meminta ijin bangsa Cina waktu mengembangkan permainan Go dan seni tanaman bonsai? Apakah bangsa Indonesia pernah meminta ijin kepada bangsa India atas pemakaian cerita Mahabarata dan Ramayana tersebut? Apakah bangsa Indonesia pernah meminta ijin kepada bangsa Malaysia atas pemakaian produk bahasanya?

Tampaknya bangsa Indonesia harus merelakan budayanya dipakai bahkan mungkin dikembangkan di negara lain.

* * * * *

37 comments:

Adriano Minami said...

Tulisan bagus :D

Sebenarnya, menurut saya kalaupun begitu sebaiknya dijadikan milik bersama dibandingkan harus menjadi klaim yang diributkan.

Pada dasarnyapun nenek moyang kita berasal dari Semenanjung Malaya sebelum ke Indonesia (kecuali orang2 Indonesia Timur)

Irfan Aufa said...

iya nih bagus...
aku masalah tu ama malaysia kenapa harus ngeklaim budaya segala, biarkan lah saling berbagi, contohnya aja, rendang malaysia beda rasanya sama rendang indonesia. Soal masalah kesamaan budaya, budaya reog mungkin bisa masuk kesana karena dulu daerah malaysia itu kan bekas jajahan majapahit, jadi mungkin aja budaya majapahit(jawa) jadi masuk & tersebar disitu.
++ apa mungkin Indonesia dan Malaysia bukannya bermusuhan, bahkan bisa bergabung jadi 1 negara? ide bagus ga ya? :D

Bimo Tejo said...

Erwin, bukan mau bantah-bantahan ya, tapi kayaknya saya punya data agak berbeda.

Dokumen tertulis tertua yang berbahasa Melayu Kuno justru ditemukan di Sumatera, yaitu Prasasti Kedukan Bukit (605 Saka, 683 M).

Sedangkan dokumen tertua berbahasa Melayu Jawi di Semenanjung Malaysia justru usianya jauh lebih muda, yaitu Batu Bersurat Terengganu (ca. 1303 M).

Sejarah Malaysia meyakini Parameswara datang dari Sriwijaya dan kemudian menjadi sultan pertama di Semenanjung Malaya. Sebelum kedatangannya, sudah ada beberapa kerajaan Melayu Kuno seperti Gangga Negara, Langkasuka, dan Pan-pan. Mereka berbahasa Sansekerta.

Lagipula, ada teori yang meyakini bahwa bahasa Melayu merupakan anak dari bahasa Malayo-Polynesia. Jika dilihat sebarannya, bahasa-bahasa Malayo-Polynesia justru lebih banyak dijumpai di kepulauan Indonesia.

http://en.wikipedia.org/wiki/Malayo-Polynesian

Salam,

Bimo

Bimo Tejo said...

Mau menambahkan sedikit:

Walaupun konstitusi Malaysia menyatakan bahasa nasional adalah Bahasa Melayu, ini tidak berarti Malaysia = Melayu dan Melayu = Malaysia.

Karena sampai sekarang pun dimana letak "Melayu" masih jadi perdebatan. Ada yang mengatakan di Jambi (sungai Melayu), ada yang mengatakan di Semenanjung Malaya.

Akhir-akhir ini ada kecenderungan orang Malaysia untuk menyebut bahasa nasionalnya sebagai "Bahasa Malaysia". Saya rasa sebutan ini lebih tepat ketimbang Bahasa Melayu, karena orang Pattani (selatan Thailand) pun berbicara dalam bahasa Melayu yang jelas-jelas bukan bahasa nasional Malaysia.

Bimo

Anonymous said...

Menarik.

Mungkin sedikit tambahan saja: wayang (sebagai bentuk permainan; bonekanya) pun bukan budaya asli Indonesia. Secara cerita memang ia berasal dari India, dan secara permainan/boneka, ia lebih merupakan tradisi/budaya Cina.

Erwin Wirawan said...

Mas Bimo coba anda ke sini

http://en.wikipedia.org/wiki/Malay_language

Soal prasasti di Sumatera itu adalah bahasa Melayu kuno. Kita semua tidak bisa mengerti bahasa ini. Jadi menurut saya kita tidak bisa menghubungkan bahasa melayu kuno dengan melayu modern.

(Saya misalkan begini: batik itu pada dasarnya berasal dari tradisi pemujaan dewa hindu dari India. Namun batik itu beda dengan batik india. Jadi walopun berhubungan tapi "mungkin" kita ndak bisa bilang batik itu berasal dari India)

Adapun cikal bakal bahasa Melayu modern artinya kita masih bisa mengerti dengan bahasa itu adalah bahasa melayu yang dikembangkan sebagai bahasa perdagangan oleh kerajaaan Malaka (1411 - 1511). Dari sinilah bahasa melayu menyebar dan dikembangkan ke seantero kawasan.

salam

Anonymous said...

Mas Win menulis :
"sementara bangsa Indonesia mendaku kepemilikan bahasa Melayu melalui Undang-Undang Dasar 1945."

saya juga dah gak inget pasal2 dalam UUD 1945, tapi saya nemu ini

http://www.indonesia.go.id/id/files/UUD45/satunaskah.pdf

Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.

saya tidak melihat ada kata2 ataupun tulisan yang berbunyi "melayu" di sana.

Bimo Tejo said...

Hi Erwin,

Batu Bersurat Terengganu, yang berbahasa Melayu "modern" dan ditulis dalam aksara Jawi, sudah ada sebelum munculnya Kesultanan Melaka. Kalau anda baca batu tersebut, pasti bisa menangkap isinya:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Batu_Bersurat_Terengganu

Hal ini berarti bahasa Melayu "modern" sudah lama dituturkan sebelum munculnya Kesultanan Melaka.

Nah, persoalannya sekarang, darimana asal bahasa Melayu beraksara Jawi tersebut? Tak ada yang bisa memastikan, tapi sejarah mencatat Kerajaan Pasai (Aceh) sudah menggunakan aksara Jawi dan bahasa Melayu. Pasai inilah yang kemudian "mengekspor" aksara Jawi ke Melaka.

FYI, aksara Jawi adalah aksara resmi untuk bahasa Melayu sebelum dipakainya aksara Rumi. Di Malaysia misalnya, proklamasi kemerdekaannya ditulis dalam aksara Jawi. Juga, koran beraksara Jawi masih ada di Malaysia sampai sekarang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Huruf_Jawi

Memang betul Kesultanan Melaka yang mempopulerkan bahasa Melayu "modern", tetapi bukan berarti bahasa Melayu berasal dari Melaka.

Jika memang betul bahasa Melayu berasal dari Melaka, kenapa literatur Melayu klasik lebih banyak ditemukan di Indonesia dan bukan di Semenanjung Malaya?

Salam,

Bimo

Erwin Wirawan said...

Mas Bimo, data anda kuat sekali. Tp kita teruskan,

1) Batu Bersurat Trengganu diperkirakan dibuat antara tahun 1326 - 1386.

2) Data yang saya tahu bukti penggunaan bahasa melayu dengan huruf jawi untuk kerajaan pasai diperkirakan dibuat tahun 1360.

3) Terlihat ada kesamaan masa antara tulisan tentang pasai dan tulisan di trengganu. Karena kalo masa penulisannya sama, maka bisa jadi bahasa ini berkembang bersama di Malaysia dan Indonesia.

Tapi, apakah ada sumber tulisan dari kerajaan pasai yang menggunakan bahasa melayu dan berhuruf jawi yang ditemukan sebelum itu?

salam

healty life and beautiful body said...

:) well i just can say anda terlalu cepat mengambil kesimpulan dalam tulisan anda sebelum anda mempelajari banyak buku sejarah, pertama kerajaan melayu di malaysia seperti yg anda sebut sebagai kerajaan Malaka, Malaka yg jatuh ke tangan portugis pada abad ke 16 itu siapa dan darimana pendirinya, bongkar dulu buku sejarah seluruh versi, kerajaan pahang hubungannya dgn aceh dan kerajaan dari thailand, bahkan coba anda bongkar buku sejarah baik pengarang bule maupun peneliti dari indonesia anda bisa mengerti siapa pendiri kerajaan tumasik(singapura), bahkan kerajaan johor itu coba anda baca sejarah nya hubungan awalnya dgn kerajaan di riau dan yg di pulau panyengat itu, so malah kalo seperti comment nya adriano minami katakan pada dasarnya nenekmoyang kita berasal dari semenanjung malaya saya ketawa lebar, kita ini semua pelarian orang dari cina selatan yg kalah perang 2500 thn yg lalu... menyebar ke filipina lalu ke seluruh wilayah nusantara. Anda berbicara prasasti yg ada di malaysia itu punya Sriwijaya, bahkan peninggalan prasasti sriwijaya ada yg terletak diwilayah thailand. ingat dinasti sriwijaya memerintah cukup lama mereka menaklukkan kerajaan melayu dan tulangbawang lalu masuk ke semenanjung malaya sampai ke kerajaan champa, lalu mereka akhirnya expansi ke jawa dimana dinasti mereka disana dikenal dgn dinasti syailendra,semua prasasti dari sriwijaya baik yg tersebar dari jambi sampai lampung dan dari semenanjung malaysia sampai ke thailand itu menggunakan aksara pallawa, coba sebelum anda katakan bahasa indonesia adalah milik malaysia setidaknya ada gak sejarah malaysia sebelum kerajaan melaka berdiri, apa aja sih nama2 kerajaan dan darimana asal mereka, itu kebanyakan dari Utara! sebelum itu coba anda cari tahu dulu siapa pendiri kerajaan Malaka!, sebelum Malaka berdiri semenanjung Malaysia itu berdasarkan catatan catatan kuno adalah tanah jajahan dari kerajaan2 diutaranya baik dari champa, thai, pattani, maupun berasal dari sumatera, setelah itu ditaklukan oleh Majapahit, pengaruh Majapahit melemah seorang pangeran pelarian dari Majapahit lah yg mendirikan Malaka! selain itu coba anda cari asal usul kerajaan2 yg menjadi negara bagian yg ada disemenanjung malaysia, mulai tahun berapa mereka semua berdiri, seperti contohnya lagi adalah kerajaan negri sembilan, anda bisa cari sejarahnya atau asal usulnya mereka adalah pelarian dari sumatera barat,rumah adat mereka mirip betul dgn rumah adat di sumatera barat, jadi semenanjung malaysia itu adalah daerah jajahan, atau daerah yg didirikan dan tempat berkumpulnya para pelarian dari wilayah nusantara pada masa silam. Adakah catatan sejarah menyatakan ada sebuah kerajaan MELAYU di Semenanjung Malaysia sebelum Malaka berdiri? sebab Malaka bukan didirikan oleh orang yg pada awalnya mendiami semenanjung Malaysia saat ini. So darimana anda bisa langsung menyatakan Bahwa Bahasa Indonesia berasal dari Malaysia, sedangkan istilah Malaysia sendiri baru ada pada awal abad 20, istilah melayu sendiri sejak jaman kuno sudah dikenal dari kerajaan melayu yg ditaklukan oleh sriwijaya didekat sungai batanghari dan juga istilah itu sudah dikenal pada masa kerajaan singosari ketika expansi ke sumatera dengan istilah Expansi PAMALAYU!!
It's very2 ridicolous kalo saudara bikin tesis seperti ini saya beri Anda nilai F, anda seorang sarjana seharusnya anda menulis sesuatu berdasarkan fakta dan berasal dari berbagai sumber yg dapat dipercaya, KNOWLEDGE IS FoR eNlightNING PPL nOT to FOOLISH other People!!

Erwin Wirawan said...

saudara healthy,

1) Fungsi blog secara resmi adalah for easily sharing your thoughts with the world. Tentu ini bukan tesis yang sempurna. Mari kita perdebatkan saja. Tidak ada maksud mem-fool-kan people

2) Maksud anda Batu Bersurat Trengganu itu berasal dari Sriwijaya? Lah kog batu itu ngomong tentang Islam, tentang Rosul? Gimana anda ini. Dapat dipastikan pembuat tulisan ini berhubungan dengan orang2 Islam yang baru masuk ke nusantara.

3) Ada baiknya anda join utk sama2 mencari bukti adalah peninggalan tertulis berbahasa Melayu yang dibuat di Indonesia sebelum batu bersurat di Trengganu itu?

Memang dikemukakan bahasa melayu berhuruf jawi berasal dari samudra pasai di sumatera. Maka dari itu saya pun ingin tahu ada dimana data itu.

salam

Crossa said...

akh... ini yang comment pada dewa dewa sejarah T_T.... aq sih cupu ne... jadi juara di kelas aja susah !! gak jadi cooment dah !

Bimo Tejo said...

Hi Erwin,

Ada naskah Melayu beraksara Jawi yang berasal dari Samudera Pasai. Cukup terkenal kok. Judulnya "Hikayat Raja-raja Pasai" (HRP). HRP merupakan naskah tertua berbahasa Melayu-Jawi.

Kajian detil mengenai isi HRP ada disini:

http://myais.fsktm.um.edu.my/3379/1/shaharir_2006_sains_melayu_islam_tertua_(drp_HRP)_J_sc_&_T_Studies_UM.doc

Para ahli berbeda pendapat mengenai tarikh penulisan HRP. Kajian terbaru dari Dr. Russell Jones memperkirakan HRP ditulis pada abad ke-14, yang berarti sebelum berdirinya Kesultanan Melaka.

Kalo anda katakan orang Aceh hanya berbahasa Aceh, kurang tepat juga. Bahasa Melayu juga dipertuturkan di Aceh secara meluas, khususnya oleh kalangan intelektual.

http://medsastra.multiply.com/journal/item/29/Jejak_Bahasa_Melayu_Aceh

Mengenai asal-usul Bahasa Melayu, orang Malaysia sendiri mengakui bahasa Melayu berasal dari Indonesia kok:

http://www.ejawi.net/v3/index.php?e=aboutus

(juga bisa dibaca di situ mengenai asal-usul aksara jawi yang berasal dari Pasai)

Salam,

Bimo

Erwin Wirawan said...

Mas Bimo,
1) Kita kerucutkan aja diskusi, yaitu untuk mencari naskah berbahasa Melayu tertua di dunia dan bahasa ini masih cukup dimengerti oleh penutur bahasa Melayu jaman ini.

2) Batu Bersurat Terengganu adalah naskah tertua berbahasa Melayu. Dan Terengganu adalah wilayah Malaysia. Walaupun ada berbagai versi tahun penulisan, namun yang tertua menyebutkan itu dibuat tahun 1303. Yang lain adalah 1326 dan 1386.

3) Hikayat Raja-Raja Pasai diperkirakan dibuat tahun 1360. Raja Pertama Pasai adalah Sultan Malik As Saleh dan meninggal tahun 1297. Dan tulisan di makam itu masih menggunakan bahasa Arab, bukan bahasa Melayu! Coba anda baca lagi hikayat Raja Pasai itu. Setidaknya ada 3 generasi lagi setelah Sultan pertama itu, yaitu: Sultan Malikul Mahmud dan Malikul Mansyur, Sultan Ahmad Perumudal Perumal, Tun Abdul Jalil.

Jika masa hidup orang pada masa itu 30 tahun saja, maka 1297 + 3x30 = 1387. Jadi perkiraan tahun 1360 masih kurang. Ini juga sekaligus menunjukkan Batu Bersurat Terengganu lebih tua sedikit.

4) Jadi sampai saat ini naskah berbahasa Melayu tertua masih lah Batu Bersurat Terengganu dan diketemukan di wilayah Malaysia!

salam

Bimo Tejo said...

Hi Erwin,

Pendapat bahwa Batu Bersurat Terengganu adalah naskah tertua Melayu dipatahkan oleh Dr. Uli Kozok (University of Hawaii) yang berhasil menemukan Kitab Undang-undang Tanjung Tanah di daerah Kerinci, Jambi.

Kutipan buku beliau yang berjudul "Kitab Undang-undang Tanjung Tanah: Naskah Melayu Tertua" (diterjemahkan oleh Penerbit Obor) bisa dilihat disini:

www.hawaii.edu/indolang/downloads/Obor/Obor_Final.doc

Yang menjadi alasan Uli Kozok mengatakan Kitab Tanjung Tanah sebagai naskah Melayu tertua karena aksaranya masih menggunakan huruf Pallawa dan belum dipengaruhi oleh aksara Jawi dan Arab.

(Seperti anda ketahui, bahasa Melayu sudah dituturkan sebelum datangnya pengaruh Islam dan aksara Jawi. Huruf Pallawa mrupakan aksara pertama yang digunakan dalam tatar tulis Melayu)

Dengan demikian, pendapat bahwa Batu Bersurat Terengganu merupakan naskah Melayu tertua adalah tidak valid.

Aksara Jawi mulai mempengaruhi bahasa Melayu melalui kedatangan pedagang Islam di Aceh (Peureulak), lalu menyebar ke Pasai dan Melaka.

Sebenarnya ada beberapa kitab dari Kesultanan Peureulak (abad 9 M) yang masih belum ditemukan secara utuh. Kitab Idharul Haq misalnya, hanya ditemukan potongannya dan kitab ini ditulis dalam aksara Jawi. Diperkirakan banyak naskah Melayu klasik di Aceh yang masih disimpan secara perorangan dan hilang ketika bencana tsunami 2004.

Jika ada yang menemukan kitab Melayu Jawi dari Kesultanan Peureulak, mungkin bisa jadi kitab ini menjadi naskah tertua Melayu menggeser posisi Kitab Tanjung Tanah.

Mengenai pendapat anda bahwa nisan Sultan Malikussaleh masih beraksara Arab sehingga anda menolak Pasai sebagai pusat perkembangan aksara Melayu-Jawi, saya tidak setuju dengan pandangan anda.

Khusus untuk batu nisan, bahasa Arab wajib digunakan karena harus mengutip ayat-ayat al-Quran. Contoh: batu nisan Sultan Alauddin Riayat Shah (Sultan Melaka ke-7) ditulis dalam bahasa Arab, padahal ketika itu Melaka secara resmi menggunakan bahasa Melayu.

Nah, tentu anda akan mendebat: bahasa Melayu yang dipakai dalam Kitab Tanjung Tanah kan bentuknya tidak dipahami oleh generasi kita, jadi bukan bahasa Melayu "modern".

Terus terang, beberapa kata dalam Batu Bersurat Terengganu pun saya tidak paham :-)

Jadi menurut saya, perdebatan mengenai asal bahasa Melayu adalah perdebatan akademis yang dinamik. Banyak manuskrip klasik yang masih belum ditemukan. Kitab Tanjung Tanah sendiri baru "ditemukan" pada tahun 2002 oleh Uli Kozok.

Berdasarkan temuan termutakhir dari Uli Kozok, maka saya meyakini bahwa naskah Melayu tertua ada di Kerinci (Indonesia), dan bahasa Melayu berasal dari kepulauan Indonesia.

Salam,

Bimo

Salam,

Bimo

Erwin Wirawan said...

Mas Bimo,

1) Kapan Kitab UU Tanjung Tanah itu dibuat tidak jelas. Dalam tulisan itu diperkirakan abad ke 14 (tahun 1300 an). Analisis Karbon menunjukkan 1397 M ± 40 tahun (1357 – 1437 M). Lalu bagaimana bisa disebut ini naskah tertua kalau Batu Bersurat Terengganu bertahun 1303, 1326 dan 1386?

2) Dari yang bisa kita baca naskah di terengganu ini jelas lebih mirip bahasa melayu modern dibandingkan naskah Tanjung Tanah. Soal mengapa bahasa awal harus cukup dimengerti penutur moderen begini penjelasannya.

Di salah satu situs tentang sejarah komputer disebutkan dimulai dari tahun 1200 an ketika ulama Islam memulai pemecahan masalah dengan prosedur tertulis. Kemudian muncullah berbagai mesin hitung yang diciptakan Pascal, Leibniz, dll sampai Mark 1 cikal bakal komputer modern dan Alan Kay memulai personal komputer.

Poinnya adalah bisakah kita menyebut ulama Islam, atau Pascal atau Leibniz menemukan komputer? Menurut saya tidak. Karena masih terlalu jauh dengan wujud komputer modern. Sedangkan Mark 1 menurut saya sudah bisa disebut komputer.

Analoginya yg pas, jika komputer = bahasa melayu modern, maka Mark 1 = Batu Bersurat Terengganu, sedangkan naskah Tanjung Tanah = mesin hitung primitif sebelum Mark 1

salam

Bimo Tejo said...

Hi Erwin,

Saya bukan pakar bahasa. Dan saya pun yakin anda bukan pakar bahasa.

Daripada kita berdua yang bukan pakar bahasa ini diskusi mbulet (tidak ada ujung-pangkalnya), mari kita serahkan kepada ahlinya.

Uli Kozok adalah seorang pakar bahasa Indonesia berkualifikasi PhD. Hasil temuan terbarunya mengenai Kitab Tanjung Tanah sudah diseminarkan di Departemen Susatra FIB-UI pada tahun 2006. Tidak ada penolakan secara ilmiah terhadap hasil temuan Uli Kozok.

Saya, yang bukan ahli bahasa, tentu lebih percaya kepada pendapat pakar-pakar bahasa di UI dan juga Uli Kozok.

Anda mungkin boleh meminta FIB-UI menseminarkan pendapat anda bahwa bahasa Indonesia berasal dari Malaysia. Dan mari kita lihat apa pendapat para pujangga sastra Melayu :-)

Salam,

Bimo

catatan: jika bahasa Inggris berasal dari Inggris, bahasa Melayu tentu berasal dari Melayu. Mayoritas ilmuwan sepakat bahwa Melayu ada di Sumatera, bukan di Malaysia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Malayu_Dharmasraya

Erwin Wirawan said...

Mas Bimo,

1) Kalau saja saya hadir dalam seminar itu tentu akan saya perdebatkan. Mengapa naskah itu disebutkan tertua padahal jelas2 ada naskah Terengganu yang minimal sama tuanya. Dimana logikanya? Dan yang menyebut naskah terengganu bertahun 1303 juga seorang yang ahli yang bergelar professor.

2) Bagi saya dasar utama kebenaran adalah bukti dan logika yg menghubungkan bukti2 tersebut, sama sekali bukan gelar PhD.

Sebenarnya saya cukup heran senjata terakhir Mas Bimo adalah Uli Kozok adalah PhD, maka pendapatnya akan benarnya, walaupun kita bisa melihat fakta mengatakan sebaliknya. Mengapa tidak mencari lagi bukti lain yang cukup?

3) FYI sayapun seorang Melayu dr Kalbar yang berbahasa mirip dgn Malaysia. Dan saya pernah tinggal dan berkelana di daerah Riau. Tanpa PhD di bidang bahasa pun, tentu saya pun cukup menaruh perhatian dgn kebudayaan Melayu.

salam

Unknown said...

Apakah Anda seorang ahli bahasa yang telah melakukan penelitian linguistik dengan cermat? Saya setuju dengan anda bahwa kita jangan terjerumus dalam nasioanlisme sempit. Namun, tulisan anda bukan memperjernih, namun mengaburkan dan misleading.
1. Saya kira anda tidak dapat emndasarkan argumen pada Wikipedia, karena semua orang bisa meng-uploadnya. Anda pun bisa. Kalau melihat bahasanya, tentu yang mengupload bukan orang Indonesia.
2. Mengenai bukti prasasti, tidak dapat dijadikan bukti asal sebuah bahasa. Itu hanya membuktikan bahwa pernah ada komunitas berbahasa itu di sana. Memang dulu tidak ada batas, orang2 bisa keluar masuk ke pulau2 Melayu.
3. Prof Salleh Yaapar (USM) pernah menunjukkan kepada saya riset sejarah bahasa Melayu, yang menunjukkan bahwa asal Bahasa Melayu justru bukan dari Sumatera emmang,namun di sekitar sungai Kapuas di Kalimantan. Silakan baca juga: http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/view/3089/3850.

Erwin Wirawan said...

Nur,

1) Terima kasih atas bahannya. Itu sangat berguna sekali.

2) Soal ada sebuah tulisan pada batu yang membuktikan ada orang berbahasa melayu di situ tidak bisa dijadikan bukti. Bisakah anda membuktikan dari mana orang yg membuat tulisan itu berasal? Kalau orang tersebut berasal dari borneo misalnya atau tempat lain seharusnya ditemukan juga batu bertulis serupa. Cuma bisakah anda membuktikan keberadaannya?

3) Soal wikipedia, anda agak ketinggalan jaman. Memang semua bisa mengupload, termasuk mengupload kesalahan, tapi entah bagaimana sistem perbaikan 'diri sendiri' nya bisa begitu cepat, bahkan lebih cepat daripada Encyclopedia Britannica. Silakan and search soal akurasi wikipedia.

salam

Armand said...

Erwin,
dengan segala jawaban Anda, saya perhatikan secara psikologis Anda lebih banyak terfokus untuk mempertahankan tulisan Anda bagai sebuah thesis.. salah pun akan menjadi benar...

Di satu sisi Anda mengatakan soal penulisan yang terbuka, di sisi lain Anda sibuk mempertahankan logika Anda sendiri ketimbang mencoba berpikir dari sudut pandang dan logika yang lain...

Bahkan logika Anda sendiri pun diputar balikkan...

Cobalah berdiskusi dengan maksud untuk menghasilkan kajian ilmiah yang lebih baik, bukan logika yang belum terbukti (karena logikanya Anda sendiri yang membenarkannya).

Mengenai keabsahan wiki, ini juga gak masuk logika: bagaimana ada sistem yang bisa membenarkan substansi wiki secara otomatis...? Apakah komputer wiki bisa mencari sumber referensi lain secara otomatis? Atau mungkin ada pihak lain yang membenarkan tulisan di wiki..? Kalau ya, pihak ini manusia juga tokh, yang tidak lepas dari kesalahan, termasuk manusia seperti Anda yang berpikir dengan logika Anda sendiri dan punya ide pemikiran Tertutup dengan lebih memusingkan bagaimana mempertahankan keabsahan pendapat Anda berdasar sumber yang Anda percayai, ketimbang mencoba mencari sumber informasi lain.

Kesimpulan akhir: Anda hanya mempercayai apa yang Anda ingin percaya, dan Anda hanya merasa bahwa suatu hal masuk dalam logika kalau Anda menginginkan itu masuk logika....

its a very shallow water around you so u think u're a whale in an ocean...

Garuda said...

Dari judulnya aja sudah salah. "Bahasa Indonesia adalah milik Malaysia".
Jika dikatakan bahwa bahasa Melayu adalah milik Malaysia mungkin ada benarnya tapi Ini sama saja dengan merendahkan bangsa Melayu Indonesia yang sudah menggunakan bahasa Melayu sejak zaman dulu. Bahasa Melayu adalah milik bersama antara Indonesia dan Malaysia. KArena Indonesia dan Malaysia adalah sebagian penduduknya adalah bangsa Melayu. Dan jangan lupa Brunei, Singapore, Philipina, dan Thailand pun penduduknya sebagian menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu adalah milik bangsa Melayu itu yang benar.

Di Indonesia pun bermacam dialek Melayu seperti dialek Melayu Riau, Melayu Ambon, Larantuka, Kupang, Jakarta, Menado dan sebagainya.

Bahasa Indonesia adalah milik bangsa Indonesia, karena bahasa Indonesia sudah mulai berbeda dari bahasa Melayu dan perbendaharaan kata bahasa Indonesia bukan berasal dari bahasa Melayu Malaysia tapi dari berbagai bahasa baik dialek Melayu di nusantara dan juga bahasa non Melayu seperti bahasa daerah dan bahasa asing seperti arab, portugis, belanda dsb.

Anonymous said...

Hahahaha. Mo diganyang para pejuang dan pemuda indonesia nie orang.. udah jelas di sumpah pemuda ditulis bahwa bahasa indonesia itu milik indonesia..

novrizal said...

saya bukan ahli bahasa dan sejarah, dan entah darimana asalnya bahasa Indonesia, yang jelas bahasa yang kita gunakan berbeda dengan malaysia.

dan bahasa Indonesia adalah milik bangsa Indonesia.

kalau anda mengatakan "Bahasa Indonesia milik Malaysia" (naudzubilah), sama saja Anda mengatakan Airbus A380 milik Wright brothers.

mohon gunakan logika Anda sebelum membuat tulisan yg menyulut. (maaf)

Anonymous said...

Mas seharusnya jangan memperkeruh keadaan dengan tulisan seperti ini,...
saya agak tersinggung dengan kata2 anda yang ini..
"Jika Indonesia terus berteriak Malaysia sebagai maling budaya, bagaimana kalau mereka berteriak balik bahwa bangsa kita adalah maling bahasa?"
maaf kalo anda orang indonesia tidak seharusnya juga menjelekkan bahasa indonesia, karna itu suatu simbol negara.

Anonymous said...

I think Erwin win in the debate. Some commentators are attacking your personality when they can't answer your question about Terengganu Inscription. Please my fellow Indonesian, we need to be open minded.

Unknown said...

Bukankah naskah terengganu belum bisa di pastikan tahunnya. Setahu saya bahasa indonesia itu memakai dasar bahasa melayu riau lalu banyak menyerap bahasa lain seperti arab, belanda, cina, portugis, sansekerta, jawa, dan bahasa2 di nusantara Indonesia.
Saya dari kalimantan bertutur bahasa banjar dan dayak ada beberapa kesamaan kata yang di pakai di brunei, malaysia, dan filipina. Itu wajar karena kita orang2 austronesia. Tetapi alangkah baiknya biar para ahli bahasa dan sejarah yang menjelaskan agar tidak menyesatkan.
Saya tidak mau di sebut bangsa melayu, saya adalah bangsa Indonesia dan Bahasa Indonesia tercipta untuk dan milik seluruh Bangsa Indonesia.

Unknown said...

Hai,erwin stupid gak ada sejarahnya bahasa indonesia diambil dari bahasa melayu malaysia,yang ada hanyalah dari suku melayu riau,antara bhasa melayu riau dan semenanjung(mlysia) pun punya perbedaan dan ciri khas nya sndiri,dari keterangan yg anda kemukakan berasa sekali anda memanipulasi sejarah,you know nenek moyang orang2 semenanjung(malaysia),pun brasal dari tanah sumatera,meliputi aceh,minangkabau,kampar(riau)dan luar pulau sumatra sprti jawa,&bugis,contohnya raja terengganu yg masih keturunan minang,PM mlysia najib razak ktrunan bugis makassar,dan msih bnyk lagi,dengan kata lain indonesia bukan bagian dari malaysia termasuk bahasanya,melainkan malaysia lah yang merupakan bagian dari indonesia,kesalahan yang anda tulis di blog ini sangat lah fatal,Frontal sekali,saya curiga jangan2 anda antek nya mlysia,dibayar berapa anda untuk menyampaikan sejarah bahasa indoneaia yang salah dan sesat di blog ini?jangan suka memanipulasi sejarah apalagi menyangkut identitas suatu bangsa atau negara.

Ken said...

Kalau Anda Islam/Muslim, mohon pelajari Al Qur'an.. anda akan tau milik siapa Bahas ini itu.. Dan anda tidak akan mendebatkan'y.. Wassalamu'alaikum..

Ken said...

Erwin ternyata keturunan org Malaysia.. Pantas lah dia Ngotot bgt..

pensil kecil said...

Sudah banyak yang memberi jawaban tapi kenapa Anda ngotot dengan logika Anda? Tolong pelajari lagi sejarah Indonesia. Bahasa Indonesia memang berakar dari Melayu, tapi Melayu bukan hanya Malaysia.
Logika Anda sudah failed karena Indonesia bukan cuma melayu, masih ada Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku yang lebih dekat dengan bangsa Melanesia. Ir. Soekarno bisa marah kalau Anda menyamakan Bahasa Indonesia dengan Malaysia.

Anak peneroka said...

Salam dari malaysia...semua komen2 disini membuat para pengunjung jadi bingung...

Masalah bahasa,budaya atau apa saja...tidak akan timbul isu sama ada apa yang "ADA" di malaysia itu berasal dari indonesia atau sebaliknya..

Kerana apa yang "ADA" di Malaysia atau pun di Indonesia itu telah pun wujud sebelum terwujudnya negara Malaysia maupun Indonesia..

Jika bahasa melayu itu menyebar ke tanah semenanjung disaat Negara indonesia telah wujud..maka bahasa melayu berasal dari indonesia itu benar...

Dan jika bahasa melayu itu menyebar ke indonesia di saat negara malaysia telah wujud..maka dakwaan bahasa melayu berasal dari malaysia itu benar...

Sedangkan pada hakikat sebenarnya...budaya,bahasa dan kemiripan yg lain telah menyebar dan mendasar ke dua2 tanah yg kini dikenali sebagai malaysia dan indonesia lama sebelum nama malaysia dan indonesia itu sendiri...

Unknown said...

bahasa melayu atau bahasa indonesia berasal dari pulau penyengat kepulauan riau dan bapa dari bahasa indonesia adalah raja ali haji. sudah di tetapkan pemerintah pusat.

Unknown said...

tulisan bodoh.. dan cetek. penduduk melayu malaysia hanya 7juta jiwa, sedangkan penduduk melayu indonesia ada 8juta jiwa.. sudah jelas bahwa melayu kita paka dari riau bukan malaisya goblog.

Anonymous said...

bahasa indonesia sekarang ini adalah berasal dari Palembang dibawa ke bintan dan ke singapura oleh nila utama dan para pengikutnya dari palembang. dari Singapyra di bawa oleh prameswara keturunan palembang ini ke Malaka. dari malaka ke seluruh semenanjung melayu. Dari malaka ke riau dari riau menjadi bahasa indonesia. jadi jelas bahasa indonesia bukan berasal dari malaysia. tapi bahasa malaysia yang berasal dari Palembang( Indonesia )
Malaysia itu dari palembang. dan palembang bukan dari malaysia. karenaa persebaran nenek moyang palembang baik datang dari india dan asia timur tidak singgah dulu ke semenanjung tapi langsung menuju palembang.

Anonymous said...

dengar baik baik erwin budak malaysia raja raja kamu malaysia itu dari malaka semua dan malaka dari orang orang palembang .
orang palembang yang mendirikan kerajaan malaka . dari malaka berlanjut kepada kesultanan perak, pahang dan johor, slangor trengganu, klantan sampai pada hari ini mereka semua adalah keturunan palembang. apa kamu masih mungkir erwin. kamu menghina palembang sama saja menghina raja kamu sendiri kamu bisa bisa ditangkap polis ( PDRM )
gak percaya coba aja kamu cakap di perak kau jelek jelekanlah palembang di hadapan sultan perak kita tarohan berapa kalau kamu gak masuk penjara.

Anonymous said...

Pattani,Kedah,Kelantan bukan dari indonesia om mereka berasal dari Indochina